Mohon tunggu...
Melvi Rosilawati
Melvi Rosilawati Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Kind to share and love to learn

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Self-Diagnosis pada Remaja Sebagai Upaya Mengenali Diri, Mungkinkah?

12 Oktober 2020   18:25 Diperbarui: 12 Oktober 2020   19:08 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Media internet di Indonesia tidak hanya digunakan oleh orang dewasa saja, melainkan digunakan juga oleh anak-anak dan remaja. APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) adalah lembaga yang telah melakukan survey sejak tahun 2016, menyatakan bahwa penggunaan internet di Indonesia 91% didominasi oleh remaja yang berusia 15-19 tahun. Pada remaja, penggunaan internet tidak hanya digunakan sebagai akses sekolah secara daring, namun juga untuk mencari hiburan, mencari teman dan mencari berbagai informasi. Pencarian informasi di internet oleh remaja yang sangat beragam, salah satunya adalah untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan. Hal ini didukung oleh survey yang dilakukan di Amerika pada th 2010, bahwa 84% remaja mencari informasi tentang kesehatan dan 33% diantaranya secara spesifik mencari informasi terkait gejala dan diagnosa. 

Pada saat ini informasi tentang kesehatan fisik dan mental sangat banyak ditemukan di internet dan memiliki kemudahan untuk mengaksesnya. Terutama ketika beberapa selebritis dan selebgram tanah air secara terbuka menyatakan kondisi kesehatan mentalnya dan pengalaman mereka dalam menghadapi kondisi tersebut di media social mereka. Sebut saja seperti Marshanda yang menderita gangguan bipolar, Vidi Aldiano yang pernah menghadapi panic attack, Awkarin yang pernah mengalami depresi serta Ariel Tatum yang memiliki permasalahan dengan kecemasan dalam dirinya. Hal ini membuat remaja menjadi semakin terbuka untuk mengetahui lebih jauh tentang kondisi mental pada dirinya dan mendorong mereka untuk mencari informasi secara lengkap di internet. Kelengkapan informasi di internet terkait kesehatan mental, tidak terbatas pada informasi gejala dan diagnosanya saja, melainkan banyak yang menyediakan tes online berbasis web yang berfungsi untuk mengecek kondisi psikologis atau kesehatan mental penggunanya. Dengan demikian semakin memudahkan para remaja untuk mengetahui kondisi psikologis atau kesehatan mental yang sedang dialaminya.  

Kesehatan mental memiliki dampak pada semua bidang kehidupan remaja, seperti belajar dan prestasi di sekolah, hubungan dengan keluarga dan teman, serta kemampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. WHO menunjukkan bahwa sekitar 20% anak-anak remaja di dunia memiliki kondisi mental dengan bunuh diri menjadi penyebab kematian kedua di antara anak usia 15-29 tahun. Masa remaja adalah fase kehidupan antara masa kanak-kanak dan dewasa, dimana mereka mengalami tahap perkembangan yang unik dan penting untuk meletakkan dasar kesehatan mental yang baik. Mereka juga membutuhkan kesempatan untuk berpartisipasi secara bermakna untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik dan mental mereka. Salah satunya adalah dengan mengenali diri dan memahami apa yang sedang terjadi dengan diri mereka.

Santrock (2005) dalam bukunya yang berjudul "adolescence" menjelaskan bahwa perubahan akibat pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial yang cepat pada remaja, mempengaruhi pada kondisi perasaan, pemikiran, pengambilan keputusan, dan interaksi mereka dengan dunia di sekitar mereka. Hal ini mendorong para remaja untuk mencari informasi dari berbagai sumber, sehingga mereka dapat mengevaluasi diri dan mengembangkan ketrampilan untuk beradaptasi pada situasi-situasi yang baru. Selain itu lingkungan yang aman dan mendukung diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi para remaja untuk dapat menggali potensi-potensi dalam dirinya, sehingga ia mampu untuk mengembangkan dirinya terutama dalam menghadapi permasalahan dalam hidup.

Dengan arus informasi digital yang sangat masif, remaja sangat dimudahkan untuk mendapatkan informasi yang ia butuhkan. Pertanyaan "Siapa Aku?" yang sangat penting pada masa remaja, mendorong mereka untuk mengetahui jati dirinya melalui orang-orang yang mempunyai kesamaan dengan diri mereka. Melalui internet dan media sosial para remaja dapat mengetahui karakter dan pengalaman dari idola, tokoh masyarakat yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Hal ini memunculkan adanya ikatan emosional dan solidaritas yang erat antara remaja dan idolanya. Selain itu keterbukaan pada kondisi kesehatan mental sang idola pada berbagai media, memudahkan para remaja melakukan perbandingan sosial dengan para idolanya. Mereka akan mengenali diri dengan mengevaluasi dirinya, termasuk kepribadian dan kondisi kesehatan mentalnya.

Kebutuhan remaja untuk mengenali dan memahami dirinya, ditunjukkan melalui usahanya  dalam mencari berbagai informasi dan melakukan self-diagnosis di internet. Seperti mencari informasi tentang gejala penyakit dan diagnosanya melalui berbagai tes yang ada di internet. Pada remaja yang belum terbentuk identitas pada dirinya, akan mudah dalam menerima hasil diagnosis dirinya sesuai dengan kondisi kesehatan mentalnya yang ia dapatkan dari media internet. Kondisi ini akan memburuk, jika remaja sungguh mencap dirinya sebagai orang yang memiliki kondisi kesehatan mental tersebut. Hal ini dikarenakan dapat membentuk identitas negative pada dirinya dan memunculkan gejala seperti kondisi kesehatan mental yang ia percayai. Selanjutnya self-diagnosis yang dilakukan remaja akan dapat mempengaruhi lebih lanjut kondisi mentalnya dan keberfungsiannya sebagai remaja di keluarga, sekolah dan lingkungan sosialnya.

Proses Asesmen Kesehatan Mental

Penegakkan diagnosis kesehatan mental merupakan suatu proses yang kompleks, sehingga harus dilakukan oleh professional di bidangnya, seperti psikiater ataupun psikolog klinis. Ada beberapa tahapan penting yang harus dilakukan, sebelum diagnosis kesehatan mental pada seseorang dapat ditegakkan.

  1. Professional harus melakukan interview dan observasi terhadap perilaku yang muncul.
  2. Professional juga akan memberikan asesmen atau serangkaian tes yang sesuai dengan analisa dari hasil observasi dan interview sebelumnya.
  3. Professional harus melakukan analisa terhadap hasil dan membuat kriteria diagnostik. Selain itu professional juga harus mempertimbangkan adanya kondisi mental penyerta dan diagnosis bandingnya.

Jika seluruh tahapan tersebut telah dilakukan, maka professional akan dapat menegakkan diagnosis secara tepat. Dengan demikian self-diagnosis melalui informasi dari media internet saja merupakan hal yang belum tepat, terutama untuk remaja yang bertujuan mengenali dan memahami dirinya.

Tips untuk Mengenali Diri dan Permasalahan Kesehatan Mental Pada Remaja

Sementara itu, beberapa hal yang dapat dilakukan oleh para remaja untuk mengenali diri dan memahami kondisi mentalnya secara mandiri;

  1. Para remaja dapat mengenali diri melalui kekuatan dan kelemahan dirinya, serta potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Remaja juga dapat menggali cara-cara untuk mengembangkan potensi-potensi dalam dirinya melalui kekuatan yang dimilikinya.
  2. Remaja juga dapat mengenali dirinya melalui berbagai emosi yang muncul dalam dirinya. Selain itu remaja juga didorong untuk dapat mengenali hal apa yang menyebabkan emosi tersebut muncul.
  3. Sementara itu untuk mengenali permasalahan kesehatan mental dalam dirinya, remaja juga diharapkan dapat mulai melakukan identifikasi terhadap setiap permasalahan yang muncul pada dirinya dan lingkungan sekitarnya. Remaja juga dapat mengidentifikasi apa saja yang sudah dilakukannya dalam menyelesaikan setiap permasalahan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun