Mas, saya hanya mau sampaikan bahwa saya sangat mencintai mu, walau memang terasa aneh karena begitu singkatnya pertemuan kita. Saya juga mau ucapkan juga terima kasih atas segala yang telah Mas, berikan kepada kami. Khusus untuk Nayla saya berharap Mas mau menjaga dan mendidiknya seperti anak mas sendiri. Rasa sakit di dada dan kepalaku sepertinya tiada mau bersahabat dengan ku, tanganku mulai terasa lemas mungkin sebaiknya aku sudahi dulu surat ini. Tetapi sekali lagi ku ucapkan terima kasih sebesar-besarnya dan I LOVE YOU....
Setelah membaca surat itu, sesaat dunia ini serasa sepi, hampa dan hanya tinggal diriku seorang diri. Teringat akan kata-kata teman sejawatku waktu itu bahwa kebahagiaan dan ketentraman hidup yang kudamba hanya khayalan kosong, seperti khayalan seorang seniman yang tak pernah memperoleh kebahagiaan. " Aaaaaach.....Takdir macam ini !!!!." Dan tiba-tiba dunia yang semula sepi semakin sepi.....sepi.....hening.....hening..... gelap....semakin gelaap.. dan gubrak......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H