Mohon tunggu...
Melvin Firman
Melvin Firman Mohon Tunggu... wiraswasta -

" hanya orang biasa yang suka iseng nulis-nulis apa yang teringat, terlihat dan terasakan tanpa basa basi dan apa adanya."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Bukan "Love Story"] Takdir...

9 Maret 2018   15:42 Diperbarui: 9 Maret 2018   15:51 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sayup-sayup telingaku menangkap suara erangan seorang yang sedang sakit. Aku menghentikan langkahku sambil berujar " Aneh sekali ! Betapa banyak malam yang gelap gulita seperti ini menyembunyikan rahasia-rahasia orang yang dilanda derita dan duka lara di balik dadanya." Dan sebelumnya aku telah berjanji kepada Allah bahwa siapa pun yang aku lihat sedang mengalami kepedihan hidup, aku harus berdiri di sampingnya untuk memberikan bantuan jika mampu, atau sekedar menyatakan perasan simpati jika memang hanya itu yang bisa aku lakukan.

Aku menghampiri rumah tersebut, dan mengetuk pintunya. Aku menunggu, dan mengetuk kembali dan menunggu, Tiba-riba muncul sorang gadis kecil yang usianya belum genap lima tahun yach sebaya malaikat sulung saya, keluar sambil membukakan pintu untuk saya. Aku bertanya kepadanya, " Di rumahmu ada yang sakit ?", Gadis itu menarik nafas dalam dengan tarikan yng hamper memutuskan seluruh urat jntungnya. Ia berkata " Temuilah bundaku, Om, ia sekarang sedang menghadapi sakaratul maut.

Gadis itu berjalan di depanku, kemudian akau menyusulnya, hingga sampai di sebuah kamar. Ketika masuk ke kamar tersebut. Terbayang olehku bahwa aku kini telah berpindah dari dunia orang-orang hidup ke dunia orang-orang yang telah mati. Bisa dikatakan ruangan tersebut tidak lebih dari sebuah kuburan, dan si sakit adalah mayatnya. Aku mendekat ke pembarinbgannya, hingga duduk di sampingnya. Tampak terbaring seorang wanita muda berparas pucat yang berulang kali menarik dan menghembuskan nafasnya. Aku meletakkan telapak tanganku di keningnya, tiba-tibaaaaa ia membuka kedua matanya. Sinar mata yang tajam dan pendirian yang kuat tergambar jelas dari sinar matanya walaupun tampak sayu. Lama kami saling berpandangan, dan entah setan apa yang sedang merasukiku, jantungku berdegup kencang,, darahku mengalir seperti tak beraturan. Hanya satu kartu kalimat yang spontan keluar dari mulutku. "Segera kita ke rumah sakit", kataku sambil bergegas menyiapkan segala keperluannya. Tak lupa juga aku mengabari si mbak di rumah bahwa, mungkin aku pulang telat atau mungkin juga pulang pagi.

@@@@@@@

Suasana hening rumah sakit, dan dinginnya AC rumah sakit seakan menusuk ke seluruh tulang. Aku duduk di samping tempat tidur rumah sakit tempat terbaringnya seorang seoarng wanita muda yang ku temui sore tadi. Lama kupandang wajah itu, dan perasaan yang sama sore tadi pun berkecamuk di dalam dadaku. " Masya Allah !, siapa laki-laki kurang ajar yang tega menyia-nyiakan wanita ini. Parasnya sederhana, namun tampak pancaran kegigihan hati di selimuti rasa kasih seorang ibu di raut wajahnya mulus.

"..Uuuh..aku di mana ?", tersentak aku saat mendengar suara itu. " Tenang saja dulu, sekarang kamu ada di rumah sakit !", jawabku sambil kembali membaringkan tubuh yang lemah itu ke posisi semula. "Nayla anakku ada di mana ? ", kembali tanya wanita itu. " Tenang mbak, anakmu ada rumahku !, dan kamu nggak usah khawatir karena di sana dia mempunyai teman koq !, istrirahat aja dulu ", jawabku. "Dan mas ini  siapa,?", Tanya balik wanita itu. "Aku bukan siapa-siapa, aku hanya orang yang kebetulan menemukanmu dan membawamu ke sini. Kamu nggak usah takut, tetapi jika kamu keberatan aku berada di sini aku akan pergi sekarang juga !", kataku sambil menggeser tubuhku menjauh dari tempat tidurnya. " Jangan pergi mas !", sentak wanita itu sambil menarik tanganku. Sontak jantungku kembali berdegup kencang, aku merasakan sesuatu yang sudah lama bahkan hampir lupa akan perasaan seperti ini. "Ok lah, santai aja" jawabku sambil kembali menarik kursiku mendekati ranjangnya. " Eeeh, boleh aku bertanya sesuatu ?", Mbak di sini sama siapa, apakah ada keluarga mbak yang mungin bisa saya hubungi ?", tanyaku penasaran. "Hmm, saya tinggal bersama anak saya di rumah kontrakan itu. ... "Oooo,  suami mbak kemana ?" kata ku seraya memotong pembicaraannya.  "Suamiku meninggalkan kami sewaktu nayla baru berusia 2 tahun. Sejak saat itu, aku merawat Nayla sendirian sampai sekarang." cerita wanita itu sambil memperbaiki selimutnya. " Suami mbak meninggal ", tanyaku penasaran. Belum sempat dia menjawabnya terdengar ketukan pintu. Dan ternyata adalah seorang dokter dan perawat yang dating untuk mengece kondisi pasiennya. " Selamat Malam !", sapa dokter itu sambil mendekati ranjang tempat aku duduk sedari tadi. " O maaf anda suaminya ?", Tanya dokter itu kepadaku. ' E..bukan, aku hanya teman wanita ini !", jawabku sambil berdiri dan bersalaman dengannya. " Baiklah, anda boleh tunggu di luar sebentar, nanti saya akan bicara dengan anda selepas ini!", kata dokter itu sambil meneliti beberapa berkas yang sedari tadi di pegangnya.

Tak beberapa lama kemudian dokter beserta perawat itu keluar dan mengajak saya ke sebuah ruangan. "Silahkan duduk pak!", kata sang dokter mempersilahkan aku untuk duduk. Sekian lama berbicara ternyata intinya sang dokter menceritakan tentang kondisi si pasien itu. Wanita tersebut mengidap Phenomonia akut dan ada sedikit tumor di batang otaknya yang segera harus di operasi dan parahnya wanita itu juga mengalami kelainan pada katub jantungnya.. Dan dokter meminta pendapatku, bagaimana sebaiknya yang harus di lakukan. Akhirnya aku pun menyetujui untuk di operasi dan bersedia menjamin semua biayanya.

Maka singkat cerita dokter itu menyodorkan kepadaku beberapa lembar surat yang harus ku tanda tangani. Setelah semua selesai aku segera berjalan menuju ke kamar bunda Nayla. Sepanjang jalan aku berpikir, "koq gue mau yach melakukan ini? Emangnya siapa gue, terus siapa pula wanita itu ?, apa jangan-jangan gue udah jatuh cinta nich ?..cie-cie..cie.. Love for the first sight nich !! Tapi apa iya yach, gue jatuh cinta lagi ? Terus emangnya kalo gue jatuh cinta, apa cewek itu mau ama gue ?,Ke ge er an elu mel ! emangnya elu siapa, super hero ganteng ?" Sedang asyiknya aku bercengkerama dengan pikiranku sendiri tak terasa aku sudah samapi di depan pintu kamar wanita itu. Aku mengetuk pintunya dn langsung masuk menuju ke ranjang tempat wanita itu.

" Hai !", sapaku, serasa menarik sebuah kursi dan duduk di samping wanita muda itu. Singkat cerita kita berdua pun ngobrol cukup lama. Banyak hal yang kita bicarakn malam itu dan tak terasa waktu di jam tangan saya sudah menunjukkan pukul 11 malam.

"Udah malam, mbak harus istirahat, apalagi besok mbak akan menjalani sebuah operasi kecil" kataku sambil merapihkan selimutnya. " Baik lah kalo begitu, tapi Mas, jangan panggil mbak lagi, namaku Khaerani ", katanya sambil melemparkan senyum di bibirnya yang masih tampak pucat. " Oh iya ampe lupa kenalan kita, namaku juga bukan mas tapi Melvin !", kataku sambil menjulurkan tanganku kepadanya sebagai tanda perkenalan. " Aku pulang yach Ran !, kamu nggak usah mikir apa-apa yang penting kamu harus sembuh dulu !", kataku seraya berdiri dan menggeser kursi yang sedari tadi aku duduki. " Mel, terima kasih ! aku titip Nayla yach !"kata Rani sambil kembali menggenggam tanganku. " Sip..kamu harus kuat yach !, nanti Insya Allah kita ketemu lagi !" kata ku sambil pamit untuk pulang.

@@@@@@

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun