Mohon tunggu...
Melvin Firman
Melvin Firman Mohon Tunggu... wiraswasta -

" hanya orang biasa yang suka iseng nulis-nulis apa yang teringat, terlihat dan terasakan tanpa basa basi dan apa adanya."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kejanggalan Pernyataan Saksi pada Sidang Kasus Kopi Bersianida

12 Agustus 2016   09:10 Diperbarui: 12 Agustus 2016   09:19 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pasti akan di jawab BISA oleh si ahli. Katanya dengan melakukan berkali-kali percobaan dan di buat sebuah model yang simulasikan sehingga terbentuk suatu Formula dan di cocokan dengan waktu CCTV yang di hitung mundur ?.

Pertanyaannya: Berapa kali percobaan yang di lakukan sementara barang bukti yaitu secangkir kopi itu sangat terbatas alias sedikit. ?

Terus apakah hanya ada 2 variabel (baca: kopi dan waktu) saja yang dibutuhkan untuk membuat model tersebut . Sementara kita ketahui bahwa percobaan tersebut di buat setelah 3 hari kemudian. Artinya sudah terjadi begitu banyak perubahan, dan itu harus di masukan sebagai varibel juga. Kesimpulannya menurut saya, model yang simulasikan tersebut adalah model ABAL-ABAL alias rekayasa semata. 

Di sisi lain saksi ahli IT, menyimpulkan waktu krusial itu adalah sekitar 4 menit. Pertanyaannya : Apakah saksi ahli berkompeten dengan menyimpulkan seperti itu ?. Menurut saya,  itu hanya merupakan sebuah KECURIGAAN  alias HIPOTESA belaka. Karena sekali lagi di dalam CCTV hanya terlihat gerakan tubuh saja dan sekali lagi menurut saya juga, hal itu bukanlah menjadi suatu keahlian bagi saksi untuk menyimpulkan bahwa pada saat itu Jesica melakukan hal yang sesuai dengan yang di curigai oleh saksi ahli tersebut. Kecualli sekali lagi semua itu hanya bertujuan untuk membentuk OPINI yang saling menguatkan anatara saksi IT dengan saksi Toksikologi yang sifatnya memberatkan Jessica. Padahal sejatinya saksi ahli yang menjelaskan tentang keahliannya saja, bukan menyimpulkan menurut keyakinannya sendiri yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keyakinan HAKIM saat memutuskan. Hmmm…!! Menurut saya itu tidak Fair bro !

Akhirnya ada beberapa hal yang mungkin bisa saya simpulkan dan beberapa saran yang sifatnya tidak bermaksud apa hanya opini saya pribadi saja.

  • Selama 12 kali persidangan yang di laksanakan, dapat saya simpulkan bahwa BELUM ADA BUKTI KUAT yang menyatakan bahwa memang benar Jessica adalah satu-satunya pelaku utama. Perlu digaris bawahi bahwa ini menyangkut nasib orang yang akan dihukum mati, lho ! 
  • Sidang yang terjadi selama ini terkesan bukan untuk mencari kebenaran material, tetapi hanya semata untuk MENGHAKIMI Jessica sebagai satu-satunya tersangka. Bahkan ada upaya untuk mencari simpati publik sebanyak-banyaknya dari salah satu pihak agar terbentuk suatu Opini yang menjurus menjadi suatu kebenaran yang pada akhirnya tercapailah tujuan awal mereka.
  • Saran saya, kenapa tidak di buka sedikit lebih luas lagi cakupannya pada kasus ini, sehingga pada akhirnya akan diperoleh siapa pelaku yang sebenarnya dan apa MOTIF nya.
  • Jika Boleh Saya coba sedikit berhipotesa maka, ;

Apakah tidak mungkin bahwa Mirna sebenarnya sudah terpapar sianida dalam waktu yang cukup lama dalam dosis yang kecil. Sehingga pada waktu hari kematiannya itu adalah akibat dari efek komulatif sianida dalam tubuhnya yang bereaksi dengan KOPI yang nota bene bersifat asam. Dan pada akhirnya mengakibatkan kematian.

Karena saya sangat HERAN dengan hasil visum dokter ahli yang menyatakan bahwa kandungan Sianida tidak ada dalam HATI, GINJAL dan DARAH. Padahal kata para ahli di Amerika dan Eropa sana bahwa sistem tubuh manusia di ciptakan dengan sangat sempurna dan faktanya juga bahwa sianida itu sangat mudah terserap dalam darah. Artinya apakah hasil visum tersebut masih bisa diterima akal sehat ?

Timbul pertanyaan : Kenapa juga Kasus ini di buka setelah jasad korban di BALSEM, sehingga timbul kecurigaan. Kecurigaan lain lain, jika memang keluarga korban sangat ingin mengetahui siapa pelaku utamanya, kenapa juga tidak di adakan OTOPSI MENYELURUH terhadap jasad korban ? Kecuali dari semula memang sudah di target bahwa pelakunya hanya satu orang yaitu JESSICA.

Sekarang kita kembali kepada Assumsi saya pada point 4 di atas , timbul pertanyaan menggelitik ;

Pertanyaannya :

  • Jadi siapa yang sebenarnya melakukan hal tersebut ? Jesica kah ?,  yang nota bene mereka berdua itu sangat jarang berinteraksi ataukah orang terdekat Mirna yang nota bene sering berinteraksi dengan Mirna ?
  • Setelah itu lantas, Siapakah sebenarnya yang diuntungkan dengan kematian MIRNA ? 

NB : 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun