Mohon tunggu...
Melvin Firman
Melvin Firman Mohon Tunggu... wiraswasta -

" hanya orang biasa yang suka iseng nulis-nulis apa yang teringat, terlihat dan terasakan tanpa basa basi dan apa adanya."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemimpin Dari Non Mayoritas Selalu Lahir di Saat Genting dan Krisis

21 Maret 2014   00:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:41 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada masa Orde Baru, beliau membentuk Yayasan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia. Ia juga mengkritikisi kebijakan pemerintah, salah satunya bergabung bersama tokoh-tokoih seperti Ali Sadikin, Sanusi Harjadinata, SK Trimurti dll mengeluarkan Petisi 50 pada Mei 1980 yang menyebabkan beliau di cekal

BJ Habibie

Tokoh kelahiran Pare-Pare 25 Juni 1936, merupakan Presiden RI ke 3 yang masa hanya memerintah selama 1 tahun 5 bulan.

Selama kepemimpinannya, beliau mendapati kondidi Negara yang sangat rusak dan hampir karam. Dengan di tandai dengan maraknya kerusuhan dan disintegerasi hampir seluruh wilayah Indonesia. Namun semua itu bisa di lalui bahkan bisa menelorkan beberapa produk UU yang akhirnya bisa memperkokoh kembali pondasi ekonomi bangsa ini dianataranya adalah UU anti Monopoli, UU Partai Politik, UU Ototnomi Daerah dan UU kebebasan Pers.

Namun sayang di sayang, pada masa itu yang kontra kepada beliau tidaklah sedikit di negeri ini, apalagi setelah keputusan beliau yang memberikan peluang kepada Referendum Timor-Timur yang kini menjadi Negara baru bernama Timor Leste. Oleha kerena itulah beliau Kasus inilah yang kemudian mendorong pihak oposisi yang tidak puas dengan latar belakang Habibie semakin giat menjatuhkan Habibie. Yang akhirnya upaya ini akhirnya berhasil dilakukan pada Sidang Umum 1999,dan beliau memutuskan tidak mencalonkan diri lagi setelah laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPR.

Selain itu masih banyak lagi tokoh-tokoh lain seperti Yap Tiam Hien, AR Baswedan, Sutan Syahrir etc. Keseleuruhan tokoh-tokoh tersebut menurut saya sangatlah mempunyai pengaruh yang besar pada masanya. Dengan pemikiran mereka yang penuh dengan semangat pembaharu radikal dan terbuka, menurut saya orang-orang seperti itulah yang di butuhkan sekarang ini. Namun sayangnya mereka-mereka itu selalu muncul pada saat kondiusi Negara sedang krisis.

Pertanyaannya: Kenapa selalu suku mayoritas yang selalu muncul sebagai pemimpin negeri ini ? Dan Kenapa Juga Pada saat-saat Negra Ini Sedang Krisis Baru Terlahir Pemimpin Berjiwa Negarawan Sejati ?

Padahal sejatinya, saat ini kita memiliki tokoh-tokoh non Jawa potensial, yang sekiranya bisa di beri peluang untuk di orbitkan sebagai calon pemimpin negeri ini.

Misalnya: ada 2 Anis yaitu Anis Baswedan (Rektor Paramadina) dan Anis Mata (Presiden partai),Ahmad Heryawan (Gub: Jawa Barat), Irman Gusman , Jusuf Kalla, Hatta Rajasa, Lodewijk Freidrich Paulus (ex: Danjen Kopasus), Surya Paloh , Gita Wirjawan , Yusril Ihza Mahendra. Etc.

Atau kita masih terlena dengan mitos-mitos yang beredar di masyarakat bahwa priseden itu harus orang Jawa. Atau karena system demokrasi kita yang belum sempurna sehingga suara mayoritas sajalah yang bisa memenangkan pemilihan.

Padahal fakta sejarah mengatakan bahwa selama kepemimpinan mereka (baca: Prsediden Jawa), Indonesia tidak pernah lepas dari masalah kemiskinan, korupsi, kolusi, pengangguran, ancaman disintegrasi, intoleran dll. Dimana kita ketahui bahwa cara kepemimipinan mereka seperta layaknya suatu kerajaan, dimana para elit adalah orang-oprang yang tinggi dan penuh kemewahan, sementara rakyat adalah di ibaratkan sebagai pengacau, beban Negara dan segala kesusaahan dan penderitaan yang mereka alami, tetapi tetap di buat sepertiu itu agar keberlangsungan pemerintahan tetap berjalan. Seperti yang di katakan oleh Machiavell bahwa segala cara di upayakan supaya rakyat bawah tetap miskin dan susah agar mereka selamanya memerlukan pemerintahan mereka walaupun sejatinya mereka telah tertipu


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun