Potret Buram Perilaku Orang Tua (Ibu) Terhadap Pembentukan Karakter Anak
gambar: mudika45.blogspot.com
Kalau kita bicara tentang kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya maka hal itu tak dapat di ukur. Keberhasilan seorang anak dalam menempuh jalan hidupnya sendiri adalah kebahagiaan bagi orang tua. Dan Ibu adalah orang yang pertama kali merasa terpukul dan kecewa ketika anaknya melakukan perbuatan tercela, apapun bentuknya. Â Tak ada satupun ibu yang mau anaknya masuk penjara karena melakukan perbuatan tersebut.
Tapi nampaknya hal tersebut diatas, tidak berlaku bagi Elis (45), ia mengajak anaknya Wanto (23) mencuri di salah satu pusat perbelanjaan di daerah Bubutan, Jakarta (tribunnews.com, 22/3/2012). Keduanya nampak telah biasa melakukan pencurian, belagak sebagai pengunjung mall agar tak ketahuan petugas keamanan. Tapi aksi keduanya akhirnya harus berakhir di Polsek Bubutan. Polisi yang menangani kasus tersebut sangat terkejut mengingat kedua pelaku pencurian ini adalah ibu dan anak.
Itupun jika dalam persidangan dimasukkan agenda kesaksian dari seorang saksi ahli dalam hal ini seorang psikolog yang secara keilmuan dapat memberikan keterangan kepada majelis hakim. Tapi rasanya untuk kasus pencurian hal ini bisa dikatakan hampir mustahil. Kasus ini terlalu kecil untuk jadi perhatian.
Bagi seorang Ibu anak bisa dikatakan harta karun. Dengan pendidikan yang baik sejak dini maka harapan agar sang anak akan tumbuh sebagai anak yang berbakti terhadap orang tuanya, begitupun Wanto. Karena pelajaran mencurilah yang diajarkan padanya, maka wanto membatu sang ibu dengan jalan mencuri bersama-sama. Salah secara hukum, namun yang di perbuat wanto memenuhi harapan orang tuanya untuk berbakti. Inilah yang di atas saya sebut dengan ironi paling menyedihkan sebagai buah prilaku orang tua.
Tentu karena sang ibu menikah lagi dengan laki-laki lain setelah bercerai dari ayahnya. Kemudian laki-laki yang dinikahi oleh ibunya itulah yang merengut kegadisan bunga dan mengakibatkan bunga hamil. Walaupun saya sangat yakin dalam kasus ini sang ibu tidak berperan aktif, tapi andil besar telah ia sediakan.
Lagi-lagi anak harus jadi korban, tentu  waktu memutuskan untuk menikah lagi ia tidak pernah memperhitungkan bakal terjadinya kasus seperti ini. Tapi justru hal tersebut menjadi bumerang dalam kehidupannya. Setelah hal ini terjadi bagaimana hubungan anak dan orang tua terjadi antara bunga dan ibunya?
Masih dengan sumber yang sama (tribunnews.com, 22/3/2012) seorang nenek Jayen Mariam (73) asal Medan Sumatera Utara, ditangkap Satuan Narkoba Polres Agam di depan kantor Camat Matur saat hendak melakukan transaksi daun ganja seberat 5 kg dalam paket besar. Bisa kita bayangkan, bagaimana keluarga dari si nenek ini? Bisa jadi tidak seburuk yang kita duga, namun ketika melihat bagaimana perilaku ibu yang telah menjadi nenek ini bisa jadi kita akan kesulitan melihat sisi baiknya.
Rasanya dalam keadaan normal seorang  ibu tidak akan tega membunuh anaknya sendiri. Namun tiga kasus diatas adalah sebuah kenyataan yang lebih kejam dari pada pembunuhan itu sendiri. Anak kehilangan haknya untuk mendapatkan kehidupan, pendidikan dan lingkungan yang baik terutama dari keluarganya sendiri.
Memang bukan saja ibu yang berperan dalam pembentukan karakter seorang anak, ada ayah yang punya peran tidak kalah pentingya. Namun kebetulan dari beberapa kasus di atas yang terungkap adalah peran negatif dari seorang ibu. Karena saya sangat menghormati dan mencintai ibu saya, maka tentu artikel ini tidak bertujuan untuk mendiskreditkan kaum hawa.
Faktor utama yang seringkali muncul dalam berbagai kasus adalah beratnya beban secara ekonomi di era sekarang ini. Bisa jadi bukan dampak langsung, tapi walaupun tidak langsung faktor inilah yang sebenarnya mendasari terjadinya berbagai macam kasus di atas.
Ditambah lagi jika harga BBM benar-benar di naikkan oleh pemerintah, maka akan bertambah sulitlah perekonomian masyarakat di negara ini. Walaupun pemerintah sendiri telah menjawab keraguan yang berkembang dengan mengeluarkan selebaran yang berisi :
- BLSM Rp 150.000/bulan/KK selama 9 bulan.
- Penambahan RASKIN menjadi 14 bulan.
- Insentif pengelolaan transportasi Rp 5 trilun.
- Beasiswa untuk siswa miskin Rp 5,9 trilun.
- Pasar murah rakyat.
Lima point di atas adalah rencana pemerintah yang di sebut sebagai program penyelamatan ekonomi nasional (tribunnews.com, 22/3/2012). Namun tanpa kepastian yang jelas dari pelaksanaan program tersebut, naiknya harga BBM sama dengan "genosida" terhadap bangsa ini.
Salam Hangat
D' Chand Ra
catatan:Â mohon maaf atas ketidaknyamanan dalam membaca tulisan ini beberapa foto pendukung tulisan ini telah di hapus admin, karena menurut admin mengandung konten PORNO, demikian agar di maklumi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H