Rasanya dalam keadaan normal seorang  ibu tidak akan tega membunuh anaknya sendiri. Namun tiga kasus diatas adalah sebuah kenyataan yang lebih kejam dari pada pembunuhan itu sendiri. Anak kehilangan haknya untuk mendapatkan kehidupan, pendidikan dan lingkungan yang baik terutama dari keluarganya sendiri.
Memang bukan saja ibu yang berperan dalam pembentukan karakter seorang anak, ada ayah yang punya peran tidak kalah pentingya. Namun kebetulan dari beberapa kasus di atas yang terungkap adalah peran negatif dari seorang ibu. Karena saya sangat menghormati dan mencintai ibu saya, maka tentu artikel ini tidak bertujuan untuk mendiskreditkan kaum hawa.
Faktor utama yang seringkali muncul dalam berbagai kasus adalah beratnya beban secara ekonomi di era sekarang ini. Bisa jadi bukan dampak langsung, tapi walaupun tidak langsung faktor inilah yang sebenarnya mendasari terjadinya berbagai macam kasus di atas.
Ditambah lagi jika harga BBM benar-benar di naikkan oleh pemerintah, maka akan bertambah sulitlah perekonomian masyarakat di negara ini. Walaupun pemerintah sendiri telah menjawab keraguan yang berkembang dengan mengeluarkan selebaran yang berisi :
- BLSM Rp 150.000/bulan/KK selama 9 bulan.
- Penambahan RASKIN menjadi 14 bulan.
- Insentif pengelolaan transportasi Rp 5 trilun.
- Beasiswa untuk siswa miskin Rp 5,9 trilun.
- Pasar murah rakyat.
Lima point di atas adalah rencana pemerintah yang di sebut sebagai program penyelamatan ekonomi nasional (tribunnews.com, 22/3/2012). Namun tanpa kepastian yang jelas dari pelaksanaan program tersebut, naiknya harga BBM sama dengan "genosida" terhadap bangsa ini.
Salam Hangat
D' Chand Ra
catatan:Â mohon maaf atas ketidaknyamanan dalam membaca tulisan ini beberapa foto pendukung tulisan ini telah di hapus admin, karena menurut admin mengandung konten PORNO, demikian agar di maklumi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H