Mohon tunggu...
D' Chand Ra
D' Chand Ra Mohon Tunggu... wiraswasta -

ya aku... hhhh, (D'alam Cherdas dan Terpercaya), Max-Nar (Gabungan faham Maxirsme dan Narsisme). hkhkhkhkk

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Catatan Seorang Ibu: Mengajak Anak Masuk Dunia Kelam

22 Maret 2012   02:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:38 810
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potret Buram Perilaku Orang Tua (Ibu) Terhadap Pembentukan Karakter Anak

gambar: mudika45.blogspot.com

Kalau kita bicara tentang kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya maka hal itu tak dapat di ukur. Keberhasilan seorang anak dalam menempuh jalan hidupnya sendiri adalah kebahagiaan bagi orang tua. Dan Ibu adalah orang yang pertama kali merasa terpukul dan kecewa ketika anaknya melakukan perbuatan tercela, apapun bentuknya.  Tak ada satupun ibu yang mau anaknya masuk penjara karena melakukan perbuatan tersebut.

Tapi nampaknya hal tersebut diatas, tidak berlaku bagi Elis (45), ia mengajak anaknya Wanto (23) mencuri di salah satu pusat perbelanjaan di daerah Bubutan, Jakarta (tribunnews.com, 22/3/2012). Keduanya nampak telah biasa melakukan pencurian, belagak sebagai pengunjung mall agar tak ketahuan petugas keamanan. Tapi aksi keduanya akhirnya harus berakhir di Polsek Bubutan. Polisi yang menangani kasus tersebut sangat terkejut mengingat kedua pelaku pencurian ini adalah ibu dan anak.

1332373639791395130
1332373639791395130
gambar: soncenayang.blogspot.com Menyimak cerita di atas adalah sebuah ironi bagi perilaku orang tua yang tentunya sangat berpengaruh bagi perkembangan anak. Wanto sang anak hanyalah korban jika di lihat dari sisi psikologis, sebab karakternya telah terbentuk dari ibu yang sekaligus gurunya dalam hal mencuri. Walaupun secara hukum hal tersebut hanya bisa masuk sebagai salah satu pertimbangan.

Itupun jika dalam persidangan dimasukkan agenda kesaksian dari seorang saksi ahli dalam hal ini seorang psikolog yang secara keilmuan dapat memberikan keterangan kepada majelis hakim. Tapi rasanya untuk kasus pencurian hal ini bisa dikatakan hampir mustahil. Kasus ini terlalu kecil untuk jadi perhatian.

Bagi seorang Ibu anak bisa dikatakan harta karun. Dengan pendidikan yang baik sejak dini maka harapan agar sang anak akan tumbuh sebagai anak yang berbakti terhadap orang tuanya, begitupun Wanto. Karena pelajaran mencurilah yang diajarkan padanya, maka wanto membatu sang ibu dengan jalan mencuri bersama-sama. Salah secara hukum, namun yang di perbuat wanto memenuhi harapan orang tuanya untuk berbakti. Inilah yang di atas saya sebut dengan ironi paling menyedihkan sebagai buah prilaku orang tua.

13323753201487975208
13323753201487975208
gambar: friska11.wordpress.com Prilaku dan atau tindakan seorang ibu sangat berperan bagi tumbuh kembang seorang anak. Seperti kasus yang satu ini, Bunga (15) sebut saja begitu, hamil empat bulan oleh ayah tirinya sendiri (tribunnews.com, 22/3/2012). Jika anda berpikir bahwa penyebabnya adalah laki-laki (ayah tiri), itu seratus persen benar. Tapi coba kita simak berikut ini, bahwa adanya ayah tiri dalam kehidupan bunga di sebabkan oleh apa dan atau siapa?

Tentu karena sang ibu menikah lagi dengan laki-laki lain setelah bercerai dari ayahnya. Kemudian laki-laki yang dinikahi oleh ibunya itulah yang merengut kegadisan bunga dan mengakibatkan bunga hamil. Walaupun saya sangat yakin dalam kasus ini sang ibu tidak berperan aktif, tapi andil besar telah ia sediakan.

Lagi-lagi anak harus jadi korban, tentu  waktu memutuskan untuk menikah lagi ia tidak pernah memperhitungkan bakal terjadinya kasus seperti ini. Tapi justru hal tersebut menjadi bumerang dalam kehidupannya. Setelah hal ini terjadi bagaimana hubungan anak dan orang tua terjadi antara bunga dan ibunya?

Masih dengan sumber yang sama (tribunnews.com, 22/3/2012) seorang nenek Jayen Mariam (73) asal Medan Sumatera Utara, ditangkap Satuan Narkoba Polres Agam di depan kantor Camat Matur saat hendak melakukan transaksi daun ganja seberat 5 kg dalam paket besar. Bisa kita bayangkan, bagaimana keluarga dari si nenek ini? Bisa jadi tidak seburuk yang kita duga, namun ketika melihat bagaimana perilaku ibu yang telah menjadi nenek ini bisa jadi kita akan kesulitan melihat sisi baiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun