4. Hindari kontak dengan pelaku: Jangan mencoba untuk berbicara atau bertemu dengan pelaku stalking. Ini dapat memperburuk situasi dan memberi sinyal yang salah kepada pelaku.
5. Fokus pada pemulihan diri sendiri: Ingatlah bahwa pemulihan adalah proses. Fokuslah pada kebutuhan diri sendiri dan lakukan hal-hal yang membantu merasa lebih baik.
6. Pertimbangkan untuk bergabung dengan kelompok dukungan: Bergabung dengan kelompok dukungan atau forum online dapat membantu untuk merasa lebih terhubung dan memperoleh dukungan dari orang lain yang telah mengalami situasi serupa.
DAFTAR PUSTAKA
Spitzberg, B. H., & Cupach, W. R. (2007). The state of the art of stalking: Taking stock of the emerging literature. Aggression and Violent Behavior, 12(1), 64-86. doi:10.1016/j.avb.2006.05.001
Sheridan, L. P., & Lyndon, A. E. (2012). The influence of prior relationship, gender, and fear on the consequences of stalking victimization. Sex Roles, 66(5-6), 340-350. doi:10.1007/s11199-011-0087-0
Mullen, P. E., Path, M., & Purcell, R. (2001). Stalking: new constructions of human behaviour. Australian & New Zealand Journal of Psychiatry, 35(1), 9-16. doi:10.1046/j.1440-1614.2001.00858.x
Kuehner, C., Gass, P., Dressing, H. (2007). Medien und Stalking: Analyse der Berichterstattung und Implikationen fr die Prvention. Der Nervenarzt, 78(7), 797-802. doi:10.1007/s00115-006-2224-4
Nicol, A. A., & Fleming, R. (2019). 'I Know Where You Live': An Examination of the Influence of Fear and Prior Victimization on Protective Strategies Among Stalking Victims. Journal of Interpersonal Violence, 34(8), 1587-1606. doi:10.1177/0886260516653755
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H