Mohon tunggu...
Melsaanurf
Melsaanurf Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

suka menulis apapun itu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tipologi Belajar Anak Didik dan Perbedaan Individual dalam Belajar

7 Januari 2024   20:53 Diperbarui: 7 Januari 2024   21:01 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam perkembangan individu dan masyarakat. Di dalam dunia pendidikan, pemahaman tentang bagaimana anak didik belajar secara efektif adalah hal yang krusial. Setiap anak memiliki karakteristik dan gaya belajar yang berbeda, yang memengaruhi cara mereka memproses informasi dan merespons pembelajaran.

A. Pengertian Tipologi Belajar

Tipologi memiliki dua kata dasar, yaitu "Tipo" dan "Logi," yang berasal dari "tipe" dan "logos." Tipe adalah representasi gaya atau model. sedangkan Logos merupakan Ilmu. Tipologi adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari pengelompokan berdasarkan jenis atau tipe. Fokus utamanya adalah untuk menjelaskan keragaman dalam struktur dunia. Tipologi adalah pengetahuan yang berusaha mengelompokkan manusia ke dalam kategori-kategori tertentu berdasarkan berbagai faktor seperti karakteristik fisik, psikologis, pengaruh dominan, nilai-nilai budaya, dan lain sebagainya.

Bobbi DePorter & Mike Hernacki menjelaskan bahwa "Tipologi belajar adalah metode yang digunakan untuk memfasilitasi proses pembelajaran dan cara siswa mengambil, mengorganisir, dan memproses informasi tersebut"

 

B. Macam-Macam Tipologi Belajar

Tipe belajar mengacu pada cara belajar yang lebih disukai mahasiswa. Menurut Hamzah dalam Yusri (2017) menyatakan bahwa "Ada beberapa tipe gaya belajar yang bisa kita cermati dan mungkin kita ikuti apabila memang kita merasa cocok dengan gaya itu, diantaranya: gaya belajar visual, gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestetik".

1. Gaya Belajar Visual

Gaya belajar visual. Seseorang yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata/penglihatan (visual). Gaya belajar visual menitikberatkan ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar siswa paham. De Porter (2009) menjelaskan bahwa orang-orang visual merupakan pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka. Metode pengajar yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak dititik beratkan pada peragaan yang bergerak dan berika ke objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut.

Ciri-ciri pelajar visual:

Cenderung melihat, sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar.

Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi

Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak.

2. Gaya Belajar Auditorial

Gaya belajar Auditori, atau yang sering disebut sebagai "Pembelajar Auditori," bergantung pada kemampuan pendengaran sebagai sarana utama dalam pemahaman dan pengingatan informasi. Gaya belajar ini, pendengaran menjadi hal yang penting dalam menyerap pengetahuan. Dengan kata lain, prosesnya dimulai dengan mendengarkan, sehingga informasi dapat diingat dan dipahami dengan lebih baik. Ciri khas pertama individu yang menggunakan gaya belajar ini adalah ketergantungan pada pendengaran sebagai satu-satunya cara utama untuk mengambil informasi, dan kedua, mereka mungkin menghadapi kesulitan dalam mengerti materi yang disajikan dalam bentuk tulisan secara langsung.

Ciri-ciri pelajar auditorial:

Mudah memahami materi dengan cara mendengarkan

Senang bercerita, mendengarkan cerita, dan berdiskusi

Tidak suka jika kelas berisik karena akan mengganggu fokusnya

3. Gaya Belajar Kinestetik

Gaya belajar kinestetik memerlukan interaksi fisik dengan objek atau materi tertentu agar siswa dapat mengingatnya. Ciri-ciri pelajar kinestetik:

Lebih senang dengan aktivitas fisik atau praktik

Lebih mudah memahami materi dengan gerakan

C. Faktor yang Memengaruhi Perbedaan Individual dalam Belajar

Menurut Lindgren (1980) dalam buku Psikologi Perkembangan karya M.Hosnan makna perbedaan individual menyangkut variasi yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis. Dari pembahasan yang berhubungan dengan individu terdapat dua fakta yang menonjol, yaitu semua dari manusia.

Menurut Masganti (2012) dalam bukunya yang berjudul Perkembangan Peserta didik membedakan perbedaan individual ke dalam bidang-bidang berikut: 

1. Perbedaan Fisik 

Setiap manusia mempunyai bentuk fisik yang berbeda-beda. Tidak ada yang mempunyai fisik yang sama keseluruhan. Mulai dari perbedaan warna kulit, tinggi badan, berat badan, bentuk wajah, dan lain-lain. 

2. Perbedaan Inteligensi

Manusia dilahirkan dengan kemampuan dan kecerdasan yang berbeda-beda. Stemberg dkk (1982) Mengembangkan sebuah penelitian untuk mengidentifikasi variasi dalam pandangan individu terhadap konsep kecerdasan. Studi ini akan melibatkan dua kelompok yang berbeda sebagai subjek penelitian, yakni individu non-ahli dan para profesional psikologi yang memiliki keahlian dalam bidang kecerdasan. Stemberg memberikan daftar pertanyaan ke kedua kelompok tersebut sesuai dengan karakteristik tertentu dan diminta untuk menilai perbedaan kemampuan berdasarkan karakteristik tersebut. Perbedaan gagasan utama kedua kelompok tersebut masih satu pemfokusan, di mana orang awam menekankan kompetensi sosial, sedangan para pakar mementingkan motivasi sebagai faktor utama, yang di mana motivasi itu tidak terlihat di daftar orang yang awam.

3. Perbedaan Gaya Belajar dan Berpikir

Gaya Belajar

Perbedaan Gaya Berpikir

4. Perbedaan Kepribadian

Kepribadian adalah cara seseorang yang bersifat khas dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Allport (1937) mendefinisikan kepribadian sebagai: "personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustments to his environment" yang berarti: kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang berasal dari sistem psiko-fisikis yang menentukan keunikan seseorang beradaptasi dengan lingkungannya. Eysenk (1916-1997) menyatakan ada 3 (tiga) dimensi kepribadian manusia yaitu: introversi-ekstraversi, neurotis kedua dimensi yang dikenal dengan istilah kestabilan emosi (emotional stability) dan ketidakstabilan emosi (emotional instability), sedangkan dimensi ketiga adalah psikotisme.

5. Perbedaan Tempramen

Temperamen adalah gaya perilaku seseorang dan caranya yang khas dalam menanggapi atau merespon sesuatu. Temperamen adalah gabungan dari sifat/karakteristik dalam diri seseorang yang cenderung menentukan cara ia berpikir, bertindak, dan merasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun