Mohon tunggu...
Melly Yustin Aulia
Melly Yustin Aulia Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pelajar

Halo. Saya masih belajar dan akan selalu belajar. Apabila ada kritik dan saran harap lancarkan saja ya! e-mail: yustinmelly@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ragam Pergerakan Rakyat Sedunia Saat Pandemi

19 Oktober 2020   14:04 Diperbarui: 19 Oktober 2020   14:13 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Upaya mencairkan suasana politik Malaysia itu menimbulkan reaksi yang berbeda-beda di kalangan masyarakat Malaysia. Ada yang membandingkannya dengan pergerakan demonstrasi pemerintah di Indonesia dan Thailand, ada yang mencoba untuk realistis dengan keadaaan pandemi, dan lain-lain.

Pergerakan sekarang memanfaatkan platform online untuk menyebarkan ide atau gagasannya. Apalagi saat pandemi meski aktivitas di luar terbatas, namun tidak akan mematikan energi dari pergerakan tersebut.

Pergerakan Pemuda di Thailand

Pemanfaatan berbagai platform online seperti Twitter, TikTok, hingga Tinder sangat dioptimalkan oleh aktivis muda negara gajah putih. Menurut Globalvoices.org, pergerakan yang terjadi di Thailand terinspirasi oleh Hong Kong---yakni pergerakannya besar tidak memiliki pemimpin, dan menggunakan sosial media untuk protes.

Yang paling unik dari gerakan di Thailand ini, mereka melakukan acungan tiga jari tengah seperti yang dilakukan dalam film The Hunger Games: Mockingjay Part 1. Karena dalam film yang ditulis oleh Suzanne Collins simbol acungan tiga jari memiliki arti memberontak kepada The Capitol.

Meski berada di tengah pandemi, beberapa protes secara offline pun dijalankan. Gelombang pertama dimulai dari Februari 2020. Karena banyaknya intimidasi dan penangkapan para pengkritik pemerintah menyulut amarah rakyat Thailand. Sehingga muncul gelombang kedua Salah satunya unjuk rasa pada hari Minggu, 16 Agustus 2020 lalu, lebih dari 20.000 orang berkumpul di Democracy Monument, Bangkok.

Para pengunjuk rasa itu menuntut pengunduran diri PM Thailand Prayut Chan-ocha, menuntut sebuah konstitusi baru, dan menuntut pemilihan baru.

Negera Thailand kalau dalam pelajaran IPS terkenal dengan monarki konstitusionalnya. Namun rentetan unjuk rasa yang terjadi mematahkan larangan protes kepada pemerintahan monarki.

Baru-baru ini muncul berita bahwa Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dijegal oleh Pemerintah Jerman untuk tidak mengatur pemerintahan dari negara Jerman. Oiya, Raja Thailand sering ke Jerman soalnya pewaris tahta lagi belajar disitu.

Unjuk rasa yang terjadi di Thailand, mengingatkan saya dengan sejarah Revolusi Perancis. Ketika Raja Louis XVI naik tahta, rakyat semakin tidak percaya dengan pemerintah dan melakukan transformasi. Meski dari berbagai aspek Thailand sekarang sangat berbeda dengan Perancis waktu itu.

Black Lives Matter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun