Mohon tunggu...
Mellyana Dwif
Mellyana Dwif Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Daring Berbasis Google Classroom Saat Masa Pandemi Berlangsung

17 Desember 2022   19:11 Diperbarui: 17 Desember 2022   19:19 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurang lebih sudah 2 tahun berlalu sejak pandemi Covid-19 menyerang tanah air kita. Sudah banyak pula hal-hal yang telah kita lewati sepanjang masa pandemi tersebut. Berbagai macam sendi kehidupan mengalami dampaknya sehingga kemudian muncul kebiasaan-kebiasaan baru dalam aktifitas kita sehari-hari. Tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Sejak surat edaran Dirjen Dikti Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2020 tentang pencegahan penyebaran corona virus disease di perguruan tinggi. Surat edaran ini berisi tentang himbauan agar mahasiswa melakukan pembelajaran dari rumah, maka kegiatan pembelajaran di sekolah maupun universitas ditiadakan.

Pada masa awal-awal pembelajaran secara daring dari rumah ini membuat beberapa dosen atau tenaga pengajar dan mahasiswa cukup kebingungan dalam memilih aplikasi pembelajaran daring yang efektif untuk menyampaikan materi. Namun dengan adanya teknologi sebagai penunjang utama pembelajaran saat masa pandemic, proses belajara secara daring pun berangsur-angsur dapat menjawab tantangan pendidikan di abad 21 ini (Su'ga, 2020:606).

Dengan adanya kebiasaan baru seperti ini, yakni pembelajaran dilaksanakan secara daring maka pendidik juga mau tidak mau harus berkenalan sekaligus memperkenalkan metode pembelajaran menggunakan teknologi perangkat lunak berbasis web. Melalui perangkat lunak tersebut, pendidik (dalam hal ini dosen) menggunakan web untuk berbagi pengetahuan apabila mahasiswa dan dosen tidak berada pada waktu dan tempat yang sama. Di era informatika sekarang ini, media yang dapat digunakan cukup beragam seperti media cetak, media elektronik, dan media pendidikan yang memang dipersiapkan untuk memudahkan pembelajaran.

Durahman (2020:218) menyatakan bahwa media pembelajaran dengan sentuhan teknologi informasi dan komunikasi melahirkan konsep E-learning atau konsep pembelajaran daring. Pembelajaran secara daring ini dapat digunakan oleh siapa saja (everyone), dimana saja (everywhere), dan kapan saja (everytime). Pembelajaran ini lebih menitikberatkan pada efesiensi sebuah proses belajar mengajar (Nande dan Irman, 2021:185). Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan baru ini menjadi sebuah jawaban atas situasi pandemi covid-19 yang melanda dunia 2 tahun lalu. Bahkan pembelajaran daring ini tetap digunakan hingga saat ini walaupun pandemic sudah berakhir dan proses pembelajaran telah tatap muka.

Penggunaan media berbasis teknologi yang tepat akan menumbuhkan perhatian mahasiswa pada materi yang dipelajari, dengan bantuan media aplikasi diharapkan tidak mengurangi minat dan motivasi belajar mahasiswa. Penyertaan teknologi informasi ini seharusnya membuat mahasiswa mampu lebih berkonsentrasi dalam belajar dan diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih baik sehingga meningkatkan prestasi belajar walaupun pembelajaran dilakukan secara daring. Salah satu aplikasi atau alat bantu yang mendukung proses pembelajaran secara daring adalah aplikasi google classroom. Fitur yang terdapat dalam aplikasi ini cukup banyak sehingga dapat menjadi penunjang berbagai kegiatan baik itu penyampaian materi maupun evaluasi untuk mengukur sejauh mana indikator keberasilan dalam proses pembelajaran.

Melalui google classroom diharapkan mahasiswa dapat mengikuti pembelajaran yang semestinya tanpa mengurangi minat belajarnya masing-masing. Google classroom merupakan aplikasi yang diciptakan oleh google yang bertujuan untuk membantu dosen dan mahsiswa apabila keduanya berhalangan menghadiri kelas, untuk mengoganisasi kelas serta sebagai media komunikasi dosen dengan mahasiswa tanpa harus terikat jadwa kuliah di kelas. Selain itu, dosen juga dapat memberikan tugas dan langsung membubuhkan nilai pada mahasiswa. Maka dari itu dapat diketahui bahwa google classroom sebenarnya sudah ada sebelum era pandemi melanda.

Pembelajaran secara daring sejatinya sudah mulai digalakkan jauh sebelum era pandemi muncul. Dengan kemajuan teknologi yang cukup pesat, pembelajaran secara daring hadir sebagai implementasi pemanfaatan teknologi internet guna meningkatkan lingkungan belajar dengan cakupan yang lebih luas. Pembelajaran daring adalah pembelajaran dengan menggunakan internet dalam prosesnya untuk mengirimkan serangkaian materi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Sabran dan Sabara (2019:122) menjelaskan bahwa setiap metode pembelajaran wajib memiliki rumusan pengorganisasian materi dasar, metode penyampaian, serta pengelolaan proses pembelajaran dengan memperhitungkan faktor tujuan belajar, karaktertistik mahasiswa sehingga mampu diperoleh efesiensi, efektivitas, serta daya tarik pembelajaran.

Google classroom secara resmi dirilis pada bulan Agustus tahun 2014 (Maulana, 2021:189). Selain digunakan sebagai ruang kelas secara online, google classroom juga dapat digunakan sebagai media penyampaian materi, tugas, dan absensi mahasiswa serta proses evaluasi penilaian tugas-tugas yang telah dikumpulkan oleh mahasiswa. Kelebihan lainnya ialah aplikasi ini mampu mengunggah video atau menautkan link video dari platform youtube serta terdapat forum diskusi yang dapat diberi komentar (Kusuma, 2019:157). Selain itu, biasanya dosen juga melakukan kelas secara daring melalui aplikasi yang masih terintegrasi dengan google classroom, yakni google meet. Aplikasi ini menyediakan ruang tatap muka secara virtual antar penggunanya sehingga kelas masih tetap bisa dilakukan.

Dalam proses pembelajaran, mahasiswa membutuhkan motivasi yang dapat berupa dorongan agar mahasiswa memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Salah satu yang dapat memberikan dorongan tersebut adalah dosen, ia memiliki peran yang cukup penting dalam menumbuhkan motivasi belajar pada mahasiswa. Dosen boleh saja menciptakan pembelajaran yang menarik menggunakan media pembelajaran yang dipilihnya. Media pembelajaraan dewasa ini sudah diarahkan pada pemanfaatan teknologi canggih dengan tujuan dapat memudahkan mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan secara efektif dan menyenangkan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa mahasiswa pada zaman ini secara organik sudah mempunyai life skill dalam menggunakan aplikasi teknologi tersebut. Era teknologi yang semakin canggih ini berbepngaruh terhadap program pembelajaran yang diarahkan agar dapat memanfaatkan teknologi dengan baik. Salah satu implementasinya dengan mengakses web. Hampir seluruh mahasiswa saat ini sudah mempunyai gawai atau smartphone yang memudahkan mereka untuk mengakses internet kapan pun dan dimana pun. Nirfayanti dan Nurbaeti, 2019:58) menjelaskan bahwa pemanfaatan pembelajaran daring yang terus dikembangkan hingga saat ini adalah menungganaka Learning Management System atau LMS.

Selama era pandemi berlangsung pembelajaran tatap muka ditiadakan hampir selama 2 tahun lamanya. Walaupun pada masa awal-awal pandemi tidak sedikit yang kebingungan dengan kebiasaan baru dalam proses pembelajaran secara daring, tetapi pada akhirnya dosen dan mahasiswa mampu beradaptasi dengan kebiasaan baru tersebut. Bahkan dengan adanya teknologi google classroom dan lainnya, dosen justru dimudahkan dalam penyampaian materi karena tidak bergantung pada ruang dan waktu sehingga proses pembelajaran dapat dilangsungkan kapan pun dan dimana pun. Selain itu, dosen juga dimudahkan dengan dapat menyimpan materi bahan ajar yang dapat diakses smartphone atau gawai dengan jaringan internet.

Daeng (2017:3) mengemukakan bahwa smartphone adalah jenis perangkat yang selalu kita jumpai di kehidupan sehari-hari saat ini, sehingga perangkat ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat dari berbagai kalangan, karena dapat dikatakan pada masa kini mulai dari kalangan bawah hingga atas pasti mempunyai smartphone. Smartphone ibarat sudah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki oleh setiap orang di era teknologi seperti sekarang ini. Dengan adanya smartphone ini, dosen mampu mengakses berbagai aplikasi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran, yakni salah satunya google classroom.

Google classroom adalah salah satu kanal belajar daring pada smartphone maupun Personal Computer (PC) yang telah terintegrasi dengan jaringan internet. Proses pembelajaran tanpa tatap muka langsung mampu diatasi dengan adanya google classroom ini sehingga lebih efektif karena tidak menggunakan kertas lagi. Dalam Gunawan dan Sunarman (2018:345) dijelaskan bahwa pengajar dapat mempergunakan fitur-fitur seperti: assignment (tugas), granding (pengukuran), announcement (pengumuman), archive course (arsip program), dan mobile application (aplikasi telepon genggam). Oleh karenanya, pengguna google classrrom akan merasa dimudahkan dalam proses pembelajaran karena dimungkinkan adanya interaksi antara dosen dengan mahasiswanya. Beberapa fitur yang telah disebutkan di atas, akan diuraikan secara rinci sebagai berikut:

  • Tugas (assignment)
  • Fitur ini adalah fitur untuk memberikan tugas agar lebih efesien. Dengan adanya fitur ini dosen dapat berkolaborasi secara dari dengan google untuk membagikan tugasnya dalam bentuk dokumen melalui google docs. Selain itu, fitur ini menyediakan bentuk template yang dapat diedit.
  • Penilaian atau pengukuran (granding)
  • Fitur ini memungkinkan pengguna dapat memberikan penilaian dan evaluasi terhadap tugas yang dikumpulkan oleh mahasiswa. Ada beberapa sistem penilaian dengan total poin, kategori, dan tanpa penilaian. Dimana nilai tersebut dapat dilihat langsung oleh mahasiswa
  • Pengumuman (announcemen)
  • Fitur ini membantu dosen atau pengajar untuk memberikan pengumuman informasi yang penting kepada mahasiswa. Dosen hanya cukup mengetik sekali atau membagikan bahan ajar dalam bentuk apapun yang dapat dibaca oleh mahasiswa.
  • Arsip program (archive course)
  • Google classroom memungkinkan penggunanya untuk membuat arsip pembelajaran pada akhir semester maupun akhir tahun. Fitur ini kemudian akan menjadi tempat penyimpanan arsip yang dimaksud. Bahkan data yang telah disimpan ini dapat dilihat oleh mahasiswa.
  • Aplikasi telepon genggam (mobile application)
  • Google benar-benar memberikan kemudahan untuk sistem pembelajaran online. Sebab aplikasi ini bisa Anda akses melalui laptop, PC maupun smartphone. Melalui aplikasi smartphone, Anda bisa berbagi file dari aplikasi lain, melampirkan file tugas, hingga mengaksesnya secara offline.

Berbagai macam fitur tersebut tentunya memberikan keuntungan serta kemudangan bagi dosen dan juga mahasiswa. Terutama dalam melewati masa-masa pandemi yang mengharuskan pembelajaran secara tatap muka ditiadakan. Meskipun pembelajaran daring memang cukup efesien, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa media daring dan aplikasi yang sering digunakan pun masih mempunyai kendala serta kekurangan. Salah satu kekurangan yang dapat dirasakan adalah kurangnya partisipasi mahasiwa dalam kelas berbasis daring. Bahkan tak jarang ketika dosen mengadakan kelas secara online, mahasiswa yang aktif hanya sekitar 50% saja dan sementara sisanya 50% tidak bisa dipastikan apakah mengikuti pembelajaran atau malah melakukan kegiatan lain. Mahasiswa yang tidak aktif dalam kelas daring ini memang tidak dapat dikontrol dengan baik, sehingga dikhawatirkan berakibat pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh.

Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya lebih yang harus dilakukan oleh dosen dan mahasiswanya dalam berkomitmen untuk pembelajaran secara daring tersebut. Pembelajaran secara daring berbasis google classroom memang memiliki kelebihan seperti mudah digunakan, menghemat waktu, gratis, dan berbasis cloud. Namun, kita tidak bisa menutup mata akan kelemahan yang terdapat pada google classroom seperti tidak adanya layanan eksternal seperti bank soal secara otomatis dan obrolan secara pribadi antara dosen dengan mahasiswa untuk mendapatkan umpan balik. Meskipun demikian, sebagai seorang mahasiswa yang saat ini sudah menjalani proses pembelajaran secara offline, kita tidak bisa melupakan begitu saja kehadiran google classroom karena telah berjasa menemani aktifitas belajar kita selama pandemi berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Daeng, I. T. M., Mewengkang, N. ., & Kalesaran, E. R. (2017). Penggunaan Smartphone Dalam Menunjang Aktivitas Perkulihan Oleh Mahasiswa Fispol Unsrat Manado. E-Journal "Acta Diurna," 6(1), 1--15. Https://Ejournal.Unsrat.Ac.Id/Index.Php/Actadiurnakomunikasi/Article/View/15482/15023

Durahman, D. (2020). Pemanfaatan Google Classroom Sebagai Multimedia Pembelajaran Bagi Guru Madrasah Pada Diklat Di Wilayah Kerja Kemenag Kabupaten Cianjur. Tatar Pasundan : Jurnal Diklat Keagamaan, 12(34), 215--221. Https://Doi.Org/10.38075/Tp.V12i34.71

Gunawan, F. I., & Sunarman, S. G. (2018). Pengembangan Kelas Virtual Dengan Google Classroom Dalam Keterampilan Pemecahan Masalah (Problem Solving) Topik Vektor Pada Siswa Smk Untuk Mendukung Pembelajaran. Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia, 340--348. Https://Jurnal.Ustjogja.Ac.Id/Index.Php/Etnomatnesia/Article/View/2334/1296

Kusuma, A. B., Astuti, W., & Setyawan, C. E. (2019). Analisis Penerapan Media Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Aplikasi Google Classroom DI Sekolah Tinggi Agama Islam Masjid Syuhada (STAIMS) Yogyakarta. Jurnal Komunikasi Dan Pendidikan Islam, 1(8), 151--180. Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.36668/Jal.V8i2.120

Magfirah, N., Nurdiyanti, N., Anisa, A., & Thahir, R. (2020). Peranan Edmodo Sebagai Alternatif Dalam Pembelajaran Daring. Jurnal Biotek, 8(2), 123. Https://Doi.Org/10.24252/Jb.V8i2.14000

Maulana, H. A. (2021). Persepsi Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Daring Di Pendidikan Tinggi Vokasi: Studi Perbandingan Antara Penggunaan Google Classroom Dan Zoom Meeting. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(1), 188--195. Https://Doi.Org/10.31004/Edukatif.V3i1.259

Nande, M., & Irman, W. A. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(1), 180--187. Https://Doi.Org/10.31004/Edukatif.V3i1.240

Nirfayanti, N., & Nurbaeti, N. (2019). Pengaruh Media Pembelajaran Google Classroom Dalam Pembelajaran Analisis Real Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa. Proximal Jurnal Penelitian Matematika Dan Pendidikan Matematika, 2(1), 50--59. Https://E-Journal.My.Id/Proximal/Article/View/211

Sabran, & Sabara, E. (2019). Keefektifan Google Classroom Sebagai Media Pembelajaran. Prosiding Seminar Nasional Lembaga Penelitian Universitas Negeri Makasar, 122--125. Https://Ojs.Unm.Ac.Id/Semnaslemlit/Article/Download/8256/4767+&Cd=2&Hl=Id&Ct=Clnk&Gl=Id

Su'uga, H. S., Ismayati, E., Agung, A. I., & Rijanto, T. (2020). Media E-Learning Berbasis Google Classroom Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 9(3), 605--6010. Https://Ejournal.Unesa.Ac.Id/Index.Php/Jurnal-Pendidikan-Teknik-Elektro/Article/View/36253

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun