Daeng (2017:3) mengemukakan bahwa smartphone adalah jenis perangkat yang selalu kita jumpai di kehidupan sehari-hari saat ini, sehingga perangkat ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat dari berbagai kalangan, karena dapat dikatakan pada masa kini mulai dari kalangan bawah hingga atas pasti mempunyai smartphone. Smartphone ibarat sudah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki oleh setiap orang di era teknologi seperti sekarang ini. Dengan adanya smartphone ini, dosen mampu mengakses berbagai aplikasi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran, yakni salah satunya google classroom.
Google classroom adalah salah satu kanal belajar daring pada smartphone maupun Personal Computer (PC) yang telah terintegrasi dengan jaringan internet. Proses pembelajaran tanpa tatap muka langsung mampu diatasi dengan adanya google classroom ini sehingga lebih efektif karena tidak menggunakan kertas lagi. Dalam Gunawan dan Sunarman (2018:345) dijelaskan bahwa pengajar dapat mempergunakan fitur-fitur seperti: assignment (tugas), granding (pengukuran), announcement (pengumuman), archive course (arsip program), dan mobile application (aplikasi telepon genggam). Oleh karenanya, pengguna google classrrom akan merasa dimudahkan dalam proses pembelajaran karena dimungkinkan adanya interaksi antara dosen dengan mahasiswanya. Beberapa fitur yang telah disebutkan di atas, akan diuraikan secara rinci sebagai berikut:
- Tugas (assignment)
- Fitur ini adalah fitur untuk memberikan tugas agar lebih efesien. Dengan adanya fitur ini dosen dapat berkolaborasi secara dari dengan google untuk membagikan tugasnya dalam bentuk dokumen melalui google docs. Selain itu, fitur ini menyediakan bentuk template yang dapat diedit.
- Penilaian atau pengukuran (granding)
- Fitur ini memungkinkan pengguna dapat memberikan penilaian dan evaluasi terhadap tugas yang dikumpulkan oleh mahasiswa. Ada beberapa sistem penilaian dengan total poin, kategori, dan tanpa penilaian. Dimana nilai tersebut dapat dilihat langsung oleh mahasiswa
- Pengumuman (announcemen)
- Fitur ini membantu dosen atau pengajar untuk memberikan pengumuman informasi yang penting kepada mahasiswa. Dosen hanya cukup mengetik sekali atau membagikan bahan ajar dalam bentuk apapun yang dapat dibaca oleh mahasiswa.
- Arsip program (archive course)
- Google classroom memungkinkan penggunanya untuk membuat arsip pembelajaran pada akhir semester maupun akhir tahun. Fitur ini kemudian akan menjadi tempat penyimpanan arsip yang dimaksud. Bahkan data yang telah disimpan ini dapat dilihat oleh mahasiswa.
- Aplikasi telepon genggam (mobile application)
- Google benar-benar memberikan kemudahan untuk sistem pembelajaran online. Sebab aplikasi ini bisa Anda akses melalui laptop, PC maupun smartphone. Melalui aplikasi smartphone, Anda bisa berbagi file dari aplikasi lain, melampirkan file tugas, hingga mengaksesnya secara offline.
Berbagai macam fitur tersebut tentunya memberikan keuntungan serta kemudangan bagi dosen dan juga mahasiswa. Terutama dalam melewati masa-masa pandemi yang mengharuskan pembelajaran secara tatap muka ditiadakan. Meskipun pembelajaran daring memang cukup efesien, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa media daring dan aplikasi yang sering digunakan pun masih mempunyai kendala serta kekurangan. Salah satu kekurangan yang dapat dirasakan adalah kurangnya partisipasi mahasiwa dalam kelas berbasis daring. Bahkan tak jarang ketika dosen mengadakan kelas secara online, mahasiswa yang aktif hanya sekitar 50% saja dan sementara sisanya 50% tidak bisa dipastikan apakah mengikuti pembelajaran atau malah melakukan kegiatan lain. Mahasiswa yang tidak aktif dalam kelas daring ini memang tidak dapat dikontrol dengan baik, sehingga dikhawatirkan berakibat pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh.
Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya lebih yang harus dilakukan oleh dosen dan mahasiswanya dalam berkomitmen untuk pembelajaran secara daring tersebut. Pembelajaran secara daring berbasis google classroom memang memiliki kelebihan seperti mudah digunakan, menghemat waktu, gratis, dan berbasis cloud. Namun, kita tidak bisa menutup mata akan kelemahan yang terdapat pada google classroom seperti tidak adanya layanan eksternal seperti bank soal secara otomatis dan obrolan secara pribadi antara dosen dengan mahasiswa untuk mendapatkan umpan balik. Meskipun demikian, sebagai seorang mahasiswa yang saat ini sudah menjalani proses pembelajaran secara offline, kita tidak bisa melupakan begitu saja kehadiran google classroom karena telah berjasa menemani aktifitas belajar kita selama pandemi berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Daeng, I. T. M., Mewengkang, N. ., & Kalesaran, E. R. (2017). Penggunaan Smartphone Dalam Menunjang Aktivitas Perkulihan Oleh Mahasiswa Fispol Unsrat Manado. E-Journal "Acta Diurna," 6(1), 1--15. Https://Ejournal.Unsrat.Ac.Id/Index.Php/Actadiurnakomunikasi/Article/View/15482/15023
Durahman, D. (2020). Pemanfaatan Google Classroom Sebagai Multimedia Pembelajaran Bagi Guru Madrasah Pada Diklat Di Wilayah Kerja Kemenag Kabupaten Cianjur. Tatar Pasundan : Jurnal Diklat Keagamaan, 12(34), 215--221. Https://Doi.Org/10.38075/Tp.V12i34.71
Gunawan, F. I., & Sunarman, S. G. (2018). Pengembangan Kelas Virtual Dengan Google Classroom Dalam Keterampilan Pemecahan Masalah (Problem Solving) Topik Vektor Pada Siswa Smk Untuk Mendukung Pembelajaran. Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia, 340--348. Https://Jurnal.Ustjogja.Ac.Id/Index.Php/Etnomatnesia/Article/View/2334/1296
Kusuma, A. B., Astuti, W., & Setyawan, C. E. (2019). Analisis Penerapan Media Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Aplikasi Google Classroom DI Sekolah Tinggi Agama Islam Masjid Syuhada (STAIMS) Yogyakarta. Jurnal Komunikasi Dan Pendidikan Islam, 1(8), 151--180. Https://Doi.Org/Https://Doi.Org/10.36668/Jal.V8i2.120
Magfirah, N., Nurdiyanti, N., Anisa, A., & Thahir, R. (2020). Peranan Edmodo Sebagai Alternatif Dalam Pembelajaran Daring. Jurnal Biotek, 8(2), 123. Https://Doi.Org/10.24252/Jb.V8i2.14000
Maulana, H. A. (2021). Persepsi Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Daring Di Pendidikan Tinggi Vokasi: Studi Perbandingan Antara Penggunaan Google Classroom Dan Zoom Meeting. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(1), 188--195. Https://Doi.Org/10.31004/Edukatif.V3i1.259