Kata bak luka berdetak
Memancarkan silau dusta dunia
Yang mencengkeram pudar kemanusiaan
Selamanya menutup sang ekspresifÂ
Setelah rintik melepas endofrin.
Aku menulis tentang bagaimana luka dan aku berteman.
Saling melihat, luka memahami bagaimana aku harus bertindak.
Tidak lagi memerlukan topeng sebagai pelindung kehidupan.
Aku menyimpan topeng,
Merasa suatu saat aku akan menempelnya lagi
Mungkin aku butuh tamparan, lemah sangat menyebalkan.
Aku ingin bangkit dan terbang sejauh mungkin
Tapi, rantai ini menahanku begitu kuat.
Topeng melepas,
dan, luka memikat.
Keduanya menjadi energi bagi rantai untuk mengikat
Sobek setelah melepuh ternyata menyenangkan.
Sosoknya terlihat jelas dalam luka
Tidak menanti lagi menjadi diriku
Aku memeluk topeng dan luka,
Kemudian berkata,
Selamat tinggal pada sang keadilan picik
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI