Mohon tunggu...
Melli CahyaPungkasari
Melli CahyaPungkasari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Akuntansi FE Unissula

Assalamualaikum

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Pengujian Substantif terhadap Piutang Usaha

5 April 2021   21:00 Diperbarui: 21 April 2021   22:45 2043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dosen Pengampu : Sri Dewi Wahyundaru, SE.,Msi,AK,CA,ASEANCPA,CRP

Email : sridewi@unissula.ac.id

Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang, atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan. 

Pada umumnya, piutang disajikan di neraca dalam dua kelompok yaitu piutang usaha dan piutang non usaha. Piutang usaha yaitu piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa dalam kegiatan normal perusahaan. 

Sedangkan piutang non usaha ialah piutang yang timbul dari transaksi selain penjualan barang dan jasa kepada pihak luar, seperti misalnya piutang kepada karyawan, piutang penjualan saham, piutang klaim asuransi, piutang pengembalian pajak, piutang dividen, dan bunga.

Pengujian Substantif adalah prosedur pengauditan yang dibuat oleh auditor untuk menguji atau mendeteksi kesalahan salah saji material dalam nilai rupiah yang mempengaruhi langsung kebenaran dari saldo-saldo dalam laporan keuangan.

Untuk itu auditor harus menghimpun semua bukti yang cukup untuk memperoleh dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan perusahaan yang diauditnya.

Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha 

Tujuan pengujian substantive terhadap piutang usaha adalah:

  • Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan piutang usaha.
  • Membuktikan keberadaan piutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha yang dicantumkan di neraca.
  • Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan saldo piutang usaha yang disajikan klien atas piutang yang dicantumkan di neraca.
  • Membuktikan kewajaran penilaian piutang usaha yang dicantumkan di neraca.
  • Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan piutang usaha di neraca.

Untuk mencapai tujuan tersebut pengujian substantif digolongkan menjadi lima kelompok: prosedur audit awal, prosedur analitik, pengujian terhadap transaksi rinci, pengujian terhadap saldo akun rinci, verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan. Kelima kelompok pengujian substantif tersebut ditujukan untuk memverifikasi lima asersi manajemen yang terkandung dalam akun piutang dan akun penilaiannya: (1) keberadaan atau keterjadian, (2) kelengkapan, (3) penilaian, (4) hak kepemilikan, dan (5) penyajian dan pengungkapan.

Program Pengujian Substantif Terhadap Piutang Usaha 

Program audit untuk pengujian substantif terhadap piutang usaha berisi prosedur audit yang dirancang untuk mencapai tujuan audit seperti yang telah diuraikan di atas. Berbagai prosedur audit dilaksanakan dalam lima tahap, yaitu:

Pada tahap awal, auditor menempuh auditor menempuh prosedur audit yang memperoleh keyakinan bahwa informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan didukung dengan catatan akuntansi. Pada tahap berikutnya, auditor mengumpulkan berbagai ratio dan perbandingan untuk memfokuskan kemana pengujian terhadap transaksi dan saldo akun rinci diarahkan. Pada tahap-tahap akhir, auditor melaksanakan pengujian terhadap transaksi dan saldo akun rinci, serta verifikasis terhadap penyajian dan pengungkapan dan pengungkapan saldo akun dalam laporan keuangan.

Prosedur Audit Awal 

Untuk membuktikan apakah saldo piutang yang dicantumkan oleh klien di dalam neracanya sesuai dengan saldo piutang usaha yang benar -- benar ada pada tanggal neraca, auditor perlu menempuh prosedur audit awal dengan cara melakukan rekonsiliasi antara informasi piutang usaha yang dicantumkan di neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Auditor melakukan 6 prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi piutang usaha di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan:

  • Unsur saldo piutang usaha yang tercantum di neraca ke saldo akun piutang usaha yang bersangkutan di dalam buku besar.
  • Hitung kembali saldo akun piutang usaha di dalam buku besar.
  • Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun piutang usaha dana kun cadangan kerugian piutang usaha.
  • Usut saldo awal akun piutang usaha dan cadangan kerugian piutang usaha ke kertas kerja tahun lalu
  • Usut posting pendebitan akun piutang usaha ke dalam jurnal yang bersangkutan.
  • Lakukan rekonsiliasi akun control piutang usaha dalam buku besar ke buku pembantu piutang usaha.

Prosedur Analitik 

Pada tahap awal pengujian substantive terhadap piutang usaha, pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu, auditor melakukan perhitungan berbagai ratio seperti :

  • Tingkat perputaran piutang usaha = Pendapatan penjualan bersih + Rerata piutang saldo
  • Ratio piutang usaha dengan aktiva lancer = Saldo piutang usaha + Aktiva lancer
  • Rate of return on net sales = Laba bersih + Pendapatan penjualan bersih
  • Ratio kerugian piutang usaha dengan pendapatan penjualan bersih = Kerugian piutang usaha + Pendapatan penjualan
  • Ratio kerugian piutang usaha dengan piutang usaha yang sesungguhnya tidak tertagih = Kerugian piutang usaha + Piutang yang usaha sesungguhnya tidak tertagih

Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan dapat membantu auditor untuk mengungkapkan: peristiwa atau transaksi yang tidak bisa, perubahan akuntansi, perubahan usaha, fluktuasi acak, atau salah saji.

Prosedur Audit Terhadap Transaksi Rinci

Keandalan saldo piutang usaha sangat ditentukan oleh keterjadian transaksi berikut ini yang didebit dan dikredit ke dalam akun Piutang Usaha:

  • Transaksi penjualan kredit
  • Transaksi retur penjualan
  • Transaksi penghapusan piutang usaha
  • Transaksi penerimaan kas dari piutang usaha

Pengujian Terhadap Saldo Akun Rinci 

Tujuan pengujian saldo akun piutang usaha rinci adalah untuk memverifikasi:

  • Keberadaan atau keterjadian
  • Kelengkapan
  • Hak kepemilikan
  • Penilaian

Keberadaan, kelengkapan, hak kepemilikan atas piutang usaha yang dicantumkan di neraca dibuktikan oleh auditor dengan mengirimkan surat konfirmasi kepada debitur.

Penyajian Dua Pengungkapan Akun Dalam Laporan Keuangan 

Prosedur audit terhadap penyajian dan pengungkapan piutang usaha adalah:

  • Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancer dan aktiva tidak lancar
  • Periksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan piutang nonusaha.
  • Tentukan kecukupan pengungkapan dan akuntansi untuk transaksi antarpihak yang memiliki hubungan istimewa.

Referensi :                                                

Mulyadi.  Auditing Edisi 6, Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun