Mohon tunggu...
Mellia Seyselis
Mellia Seyselis Mohon Tunggu... Lainnya - hey, its me :)

“Every path is the right path. Everything could’ve been anything else and it would have just as much meaning.” Tenesse Williams.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review "Film Respire (Breathe)"

9 Juli 2020   13:58 Diperbarui: 10 Juli 2020   14:08 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Halo Pembaca setia Kompasiana! 

Setelah memberikan beberapa rekomendasi film dan juga serial netflix, tangan saya merasa gatal untuk tidak membuat review tentang film favorit yang entah sudah saya tonton untuk ke berapa puluh kali.

Respire (Breathe) telah membuka pandangan saya dalam melihat dunia terlepas dari satu sudut pandang saja sehingga tetap menjaga diri saya bersikap dan bertindak secara netral. Film ini telah mengubah perspektif hidup saya agar lebih berhati-hati dalam melihat dan menilai sesuatu.

Banyak sekali pesan tersirat yang disampaikan dari film ini, bahkan ketika melihatnya untuk kesekian kali saya masih bisa menemukan suatu hal baru yang berusaha disampaikan dalam film ini. Mungkin untuk yang belum menonton filmnya bisa ditonton dulu ya sebelum membaca review ala kadarnya ini, karena di dalamnya mengandung spoiler sampai ending cerita. Tetapi jika kamu tipikal orang yang suka spoiler langsung baca sampai habis, GASSSS!!!

Respire (Breathe) dibintangi oleh Josephine Japy yang memainkan peran sebagai Charlie dimana ia digambarkan sebagai sosok pendiam dan pemalu yang sangat lembut dan tidak pernah melakukan hal-hal yang melanggar aturan.

Charlie memiliki latar belakang keluarga yang tidak harmonis, hal ini dapat dilihat dari adegan pembuka film yang mana bahkan saat Charlie terbangun dari tidurnya saja ia sudah harus mendengar kedua orang tuanya bertengkar. Kehidupan Charlie diperlihatkan sangat monoton dan membosankan, ia memiliki sahabat bernama Victoire dan Crush-nya yang bernama Lucas.

Victoire merupakan sahabat yang baik tetapi Charlie cenderung tidak terlalu suka dengan sifatnya yang seperti remaja labil yang suka curhat masalah-masalah kecil dimana menurutnya hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan.

Hubungannya dengan Lucas pun terkesan biasa-biasa saja karena Charlie cenderung menutup diri. Saya dapat merasakan bahwa disini Charlie memandang hidupnya tidak menarikdan tidak membuatnya semangat dalam menjalani kesehariannya. 

Hal tersebut  berubah ketika datang Lou de Laage yang memerankan Sarah. Sarah merupakan siswa pindahan dari Nigeria di sekolah Charlie.

Sarah adalah gadis blonde rebel yang sangat supel dan dengan cepat dapat bergaul dengan teman-temannya di sekolah barunya, apapun yang keluar dari mulut sarah terdengar sangat menarik . Charlie pun tak luput dari magisnya karisma Sarah, tak perlu waktu yang lama akhirnya Charlie dan Sarah menjadi dekat. Charlie merasa hidupnya menjadi lebih berwarna semenjak Sarah hadir di hidupnya.

Sarah memberikan pengalaman baru yang selama ini belum pernah dirasakannya bersama Victoire sahabatnya dulu. Charlie mulai merokok, keluar malam ke klub, memakai lipstick dan hal seru lainnya yang membuatnya bersemangat. Dengan Sarah ia merasa nyaman mencurahkan perasaannya tanpa takut dipandang prihatin atas apa yang menimpa hidupnya selama ini.

Sarah pun oleh ibu Charlie diterima dengan baik, ibu Charlie sangat suka ketika sarah menceritakan pengalaman-pengalaman hidup dan keluarganya sebelum pindah ke Prancis. Ibu Charlie bahkan memberikan kalungnya untuk Sarah karena sarah menyukainya.

Saya saat menonton pun ikut menikmati pertemanan Charlie dan Sarah yang membuat saya seketika merasa rindu untuk hangout dengan teman-teman saya.

Ketika All Saint's Day, Sarah memberitahu Charlie bahwa ibunya tidak bisa pulang sehingga dia akan sendiri di rumah. Charlie pun akhirnya mengundang Sarah untuk ikut menghabiskan waktunya dengan ibu dan teman ibunya selama liburan. Hari-hari pertama liburannya berjalan sangat seru seperti ekspektasi mereka sebelum berangkat sampai tiba suatu waktu ketika Charlie memperkenalkan Sarah pada temannya di tempat liburan bahwa Sarah adalah teman satu kelasnya. Tiba-tiba sikap Sarah pada Charlie berubah 180 derajat menjadi sangat dingin pada Charlie.

Sarah merasa tersinggung dengan ucapan Charlie, ia merasa dirinya sebegitu tidak berharganya selama ini dihadapan Charlie sehingga hanya dianggap sebagai teman sekelasnya saja bukan sebagai sahabatnya. Sejak saat itu Sarah selalu mengabaikan Charlie, bahkan saat liburan sudah usai Sarag tetap tidak mempedulikan Charlie. 

Setelah kembali bersekolah, Sarah berkumpul dengan teman-teman barunya yang lain tanpa menggubris Charlie yang bertanya-tanya apa hal yang membuat Sarah sampai sebegitu teganya mengabaikan Charlie. Sarah kemudian mulai menceritakan hal-hal rahasia yang dilakukan bersama Charlie yang selama ini.

Sarah juga suka bercerita pada teman-temannya mengenai ibunya yang tidak konsisten dan berbeda dengan apa yang diceritakannya sebelumnya, banyak hal yang Sarah ceritakan tidak sesuai kenyataan. Pengabaian Sarah membuat Charlie merasa tertekan, selain itu cerita-cerita bohong Sarah membuatnya penasaran apa yang sebenarnya Sarah rahasiakan darinya.

Untuk mengetahui kebenaran Charlie mengikuti Sarah pulang ke rumahnya dan kemudian menemukan hal yang tidak dapat disangkanya bahwa ternyata selama ini semua cerita-cerita indah tentang ia dan ibunya hanyalah sebuah omong kosong.

Disana Charlie menemukan bahwa ibunya Sarah adalah seorang pemabuk yang tak kalah abusive daripada ayahnya. Hal ini membuat Charlie sedikit memahami apa yang terjadi dalam diri Sarah, mungkin semua yang dilakukannya selama ini adalah bentuk usaha Sarah untuk melarikan diri dari kenyataan pahit hidupnya.

Saat pesta tahun baru Charlie diundang oleh Sarah dan diberi dresscode yang salah sehingga ketika datang kostumnya tampak lain dari teman-temannya.

Tetapi Charlie tidak terlalu memusingkannya dan tetap mengikuti pestanya. Disana Charlie memberitahu Sarah bahwa ia sudah tahu apa yang sebenarnya terjadi pada hidup Sarah. Sarah pun marah besar mengetahui bahwa Charlie membuntutinya hingga akhirnya mengancam Charlie bahwa ia akan membunuhnya jika ia membocorkan hal tersebut.

Karena marah akhirnya Sarah membongkar seluruh rahasia-rahasia Charlie yang selama ini ia sembunyikan bahkan tidak pernah ia ceritakan pada Victoire sekalipun. Hal ini mengakibatkan Charlie mendapat teror dan menjadi bahan ejekan massal di sekolah. Charlie diam saja dengan kelakuan Sarah yang membuatnya depresi dan sangat sedih meskipun teman-teman lamanya tetap men-supportnya.

Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba Sarah datang ke rumah Charlie dengan keadaan luka-luka lebam di wajah karena habis dipukuli ibunya yang mabuk.

Sarah mengatakan bahwa tidak ada tempat lain selain datang ke rumah Charlie. Pada akhirnya Charlie memaafkan Sarah dan mereka berbaikan seperti semula, Charlie mengobati luka lebam Sarah dan mereka mengobrol seperti saat sebelum mereka berseteru.

Tapi tidak berhenti disitu, ketika berangkat ke sekolah Sarah kembali menjadi rivalnya dan menjauhkan diri dari Charlie, ini adalah bentuk pembalasan Sarah karena Charlie sudah membuntutinya sebelumnya.

Charlie benar-benar marah dengan tingkah laku Sarah, bahkan setelah itu ketika berkumpul dengan teman-temannya kalung yang diberikan oleh ibu Charlie diakui oleh Sarah bahwa itu pemberian dari ibunya dan kemudian diberikan kepada temannya yang lain. Charlie yang sudah tidak sanggup menahan amarahnya langsung menyerang Sarah saat itu juga.

Pada akhirnya ibu Charlie memutuskan untuk menghentikan hubungannya dengan suaminya yang menurutnya sudah tidak bisa diselamatkan. Mendengar hal tersebut Charlie semakin terpuruk, belum selesai permasalahan yang ia dapat di sekolah ditambah dengan kabar perpisahan yang disampaikan ibunya.

Keesokan harinya Sarah datang ke rumah Charlie untuk mengambil semua barang-barangnya yang tertinggal di rumah Charlie.

Bertepatan dengan ibu Charlie yang akan keluar dengan temannya merasa ragu meninggalkan Sarah dan Charlie berdua saja karena ibunya tahu permasalahan yang mereka berdua hadapi. Nah, ini adalah adegan puncak yang membuat saya berdecak kagum kepada penulis baik cerita novel maupun penulis script film ini.

Di kamar Charlie keduanya berbincang untuk yang terakhir kalinya. Charlie bertanya pada Sarah tentang apa yang sudah dilakukannya sehingga Sarah tega membuat hidupnya terasa seperti di neraka.

Sarah menerangkan pada Charlie, bagaimana bisa Charlie sendiri memulai perkara kemudian berlagak seolah-olah ia adalah anjing yang habis dipukuli.

Setelah itu Sarah menjelaskan apa saja yang telah Charlie perbuat seperti membuang Victoire yang jelas-jelas merupakan teman dan sahabat yang sangat baik, bagaimana ia menggantungkan Lucas tanpa kepastian, bagaimana Sarah yang sudah melakukan semua hal yang bisa ia lakukan untuk Charlie tetapi ia malah berpikir bahwa ia layak mendapatkan yang lebih dan lebih.

Salah satu quotes terbaik di film ini diucapkan oleh Sarah, "I gave you everything, but you judge and think you deserve better." kata-kata menohok ditambah Sarah bercerita tentang teman barunya yang menerimanya apa adanya yang membuatnya merasa nyaman dan akan pindah ke Paris untuk kuliah kemudian mengejek Charlie karena ia hanya akan kuliah di situ-situ saja dan membuat Charlie kembali ke kehdupannya yang monoton.

Kata-kata yang diucapkan Sarah kepada Charlie tersebut membuatnya kalap dengan mendorong Sarah hingga kepalanya berdarah. Tak cukup dengan itu Charlie membekap Sarah dengan bantal hingga Sarah kehabisan napas.

Saat ibunya pulang Charlie hanya bisa menangis ketika ibunya menanyai keberadaan Sarah dan berkata bahwa Sarah ada di lantai dua rumahnya. Adegan ditutup dengan teriakan ibu Charlie yang menemukan bahwa di kamar Charlie, Sarah sudah tidak bernyawa.

Dari film ini kita sebagai penonton diarahkan untuk terhanyut pada sikap baik Charlie, hal ini terjadi karena kita melihat dari sudut pandang Charlie.

Betapa menyedihkannya kehidupan Charlie, masalah yang dihadapi Charlie dan kita disuguhkan kekejaman-kekejaman yang Sarah lakukan kepada Charlie. Sampai pada titik dimana kita mengeampingkan apa yang telah Charlie perbuat sebelumnya.

Bagaimana jika kita berada pada sudut pandang Victoire, sahabat yang benar-benar menyayangi Charlie namun dengan mudahnya ia tendang dari kehidupannya padahal sebelum Sarah datang Victoire lah yang selalu menemani Charlie dalam suka maupun duka.

Bagaimana kemudian jika kita berada dalam posisi Lucas yang tulus mencintai Charlie tetapi malah digantungkan tanpa adanya penjelasan, serta sikapnya yang dingin kepada Lucas namun Lucas tetap mencintainya.

Sebetulnya hidupnya tidak semembosankan itu jika ia mau membuka diri dengan orang-orang terdekatnya seperti ia membuka diri dengan Sarah.

Kemudian, bagaimana jika kita berada pada posisi Sarah dimana ia sudah memberikan dan mendedikasikan dirinya untuk Charlie bahkan sampai berbohong untuk menutupi keadaan keluarganya yang bahkan lebih hancur daripada keluarga Charlie demi bisa dekat dengan Charlie dan keluarganya, tetapi sebagai balasan Charlie hanya menganggapnya tidak lebih dari teman sekelas.

Jika menjadi Sarah tentu saja akan merasa was-was dan terpukul mendengar tanggapan Charlie, bagaimana jika sewaktu-waktu Charlie menemukan teman baru yang lebih asik darinya dan akhirnya mencampakannya seperti ia mencampakkan Victoire dan Lucas.

Hal tersebut yang membuat cerita film ini sangat epic, menggiring penonton untuk terus bersimpati pada satu tokoh tanpa mempedulikan perspektif tokoh lain sampai kita disadarkan oleh ending film yang akan membuka mata kita bahwa salah dan benar itu bias, tetapi memahami dan memaklumi situasi dalam sudut pandang yang berbeda itu mutlak. 

Film ini akan terasa sempurna jika kedekatan Charlie dengan Victoire dan Lucas sebelum Sarah datang ditampilkan sedikit lebih banyak sehingga memberikan gambaran bagaimana Charlie sebelum Sarah datang secara lebih detail. Akan tetapi hal tersebut tidak mengurangi esensi yang dihadirkan Respire (Breathe) sama sekali. Lou de Laage memerankan Sarah dengan sangat baik dimana peran tersebut terasa sangat hidup dimainkannya, ia sungguh mencuri perhatian saya disini.

Josephine Japy juga tak kalah apik dalam memerankan perannya sebagai Charlie, sikapnya menggambarkan dengan baik bagaimana anak rumahan yang tidak neko-neko bertemu dengan anak rebel yang liar seperti Sarah. Keduanya seperti duo maut yang mengeksekusi perannya dengan ciamik.

Bagi pecinta film senyap tanpa backsound yang hampir setiap adegan diperdengarkan, maka film ini sangat cocok untuk ditonton. Mungkin sebagian orang akan merasa mengantuk saat menonton film ini karena plot yang cukup lambat dan gaya penceritaan yang kalem-kalem saja.

Saya sendiri penikmat film drama yang senyap seperti Respire (breathe) karena terasa believable dan lebih dekat. Setiap adegan di film ini terasa tidak ada yang terbuang sia-sia, memiliki makna yang tersimpan di dalamnya. 

Rate (4.5/5)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun