Kata-kata yang diucapkan Sarah kepada Charlie tersebut membuatnya kalap dengan mendorong Sarah hingga kepalanya berdarah. Tak cukup dengan itu Charlie membekap Sarah dengan bantal hingga Sarah kehabisan napas.
Saat ibunya pulang Charlie hanya bisa menangis ketika ibunya menanyai keberadaan Sarah dan berkata bahwa Sarah ada di lantai dua rumahnya. Adegan ditutup dengan teriakan ibu Charlie yang menemukan bahwa di kamar Charlie, Sarah sudah tidak bernyawa.
Dari film ini kita sebagai penonton diarahkan untuk terhanyut pada sikap baik Charlie, hal ini terjadi karena kita melihat dari sudut pandang Charlie.
Betapa menyedihkannya kehidupan Charlie, masalah yang dihadapi Charlie dan kita disuguhkan kekejaman-kekejaman yang Sarah lakukan kepada Charlie. Sampai pada titik dimana kita mengeampingkan apa yang telah Charlie perbuat sebelumnya.
Bagaimana jika kita berada pada sudut pandang Victoire, sahabat yang benar-benar menyayangi Charlie namun dengan mudahnya ia tendang dari kehidupannya padahal sebelum Sarah datang Victoire lah yang selalu menemani Charlie dalam suka maupun duka.
Bagaimana kemudian jika kita berada dalam posisi Lucas yang tulus mencintai Charlie tetapi malah digantungkan tanpa adanya penjelasan, serta sikapnya yang dingin kepada Lucas namun Lucas tetap mencintainya.
Sebetulnya hidupnya tidak semembosankan itu jika ia mau membuka diri dengan orang-orang terdekatnya seperti ia membuka diri dengan Sarah.
Kemudian, bagaimana jika kita berada pada posisi Sarah dimana ia sudah memberikan dan mendedikasikan dirinya untuk Charlie bahkan sampai berbohong untuk menutupi keadaan keluarganya yang bahkan lebih hancur daripada keluarga Charlie demi bisa dekat dengan Charlie dan keluarganya, tetapi sebagai balasan Charlie hanya menganggapnya tidak lebih dari teman sekelas.
Jika menjadi Sarah tentu saja akan merasa was-was dan terpukul mendengar tanggapan Charlie, bagaimana jika sewaktu-waktu Charlie menemukan teman baru yang lebih asik darinya dan akhirnya mencampakannya seperti ia mencampakkan Victoire dan Lucas.
Hal tersebut yang membuat cerita film ini sangat epic, menggiring penonton untuk terus bersimpati pada satu tokoh tanpa mempedulikan perspektif tokoh lain sampai kita disadarkan oleh ending film yang akan membuka mata kita bahwa salah dan benar itu bias, tetapi memahami dan memaklumi situasi dalam sudut pandang yang berbeda itu mutlak.
Film ini akan terasa sempurna jika kedekatan Charlie dengan Victoire dan Lucas sebelum Sarah datang ditampilkan sedikit lebih banyak sehingga memberikan gambaran bagaimana Charlie sebelum Sarah datang secara lebih detail. Akan tetapi hal tersebut tidak mengurangi esensi yang dihadirkan Respire (Breathe) sama sekali. Lou de Laage memerankan Sarah dengan sangat baik dimana peran tersebut terasa sangat hidup dimainkannya, ia sungguh mencuri perhatian saya disini.