pendapatan Nasional masih bergantung pada Ekspor seperti Batu Bara Nikel, Kelapa sawit, Karet, dan beberapa hasil Bumi lainya. Proses inpor pun akan mengalami hambatan di samping terjadinya pembajakan oleh oknum tertentu dan tidak lepas dari perebutan pasar dunia untuk membeli barang dan jasa jauh lebih tinggi, karena situasi tersebut maka negara yang meng ekspor barang atau jasa akan menaikan harga.Â
Indonesia masih bergantung pada impor barang dan jasa seperti Gas Alam, Minyak Bumi, Bahan Tekstil, Minyak Goreng, serta peralatan Pertahanan yang sangat dibutuhkan demi kewaspadaan negara-negara asing yang akan menyerang indonesia.
Akibat dari perang maka nilai Tukar Rupiah akan semakin melemah serta akan memicu Inflasi karena hal tersebut dapat mengurangi para ivestor asing untuk berinvestasi, dampak tersebut akan menimbulkan terjadinya Inflasi yang sangat parah di Indonesia dan harga barang dan jasa akan naik secara bersamaan.
Apabila kondisi ini tidak ditangani langsung maka akan menjadi mimpi buruk bagi negara Indonesia .tugas Bank Sentral Indonesia sangat berat dalam mengatasi inflasi dan nilai tukar rupiah semakin melemah. maka perlunya kerjasama antara pemerintah maupun seluruh elemen masyarakat indonesia untuk berkaloborasi dalam menghadapi kondisi ketidak stabilan perekonomian dunia akibat dampak dari perang dunia.Â
dan Bank Indonesia harus mengambil kebijakan yang tepat di samping dukungan pemerintah dan seluruh elemen masyarakat. Ada beberapa strategi Bank Sentral untuk menghadapi kondisi ekonomi Global yang tidak stabil yang disebabkan oleh pecahnya perang dunia ke-3.
Intervensi Pasar Valuta Asing
Bank Sentral dapat menjual Cadangan Devisa untuk membeli Rupiah, sehingga meningkatnya permintaan mata uang rupiah.
Menaikan Suku Bunga
Menaikan Suku Bungan dapat menarik Investor asing, meningkatkan modal, dan mendukung nilai tukar rupiah agar tetap stabil.
Membuat kebijakan moneter yang ketat
Mengurangi jumblah Uang beredar, mengendalikan Inflasi dan meningkatkan kepercayaan terhadap mata uang rupiah.