Halo.
Mungkin tulisan ini akan tampak seperti curahan hati yangberwujud penggalan kisah tualang.
Walau sering muncul  isak tangis, saat terkenang. Tetapingin sekali rasanya jemari ini tuliskan dalam untaian kalimat.
Kembali.
Juang dan Menyerah.
Dua kata yang sangat melekat di otak saya hingga kini. Pernah saya berangan, menghapus kata menyerah. Menyisahkan kata juang. Menggantinya dengan kata sukses. Agar mereka tak lagi beriringan.
Iya, hanya juang. Juang dan sukses. Bukan juang dan menyerah.Â
Namun, apa daya saya ? Hanya angan yang saya miliki. Tanpa tahu,cara untuk menggapainya.
Laksana bintang nan tinggi di langit malam, tak bisa saya petik.Hanya dapat saya pandangi, penuh harap. Andai, suatu saat dapat saya raih gemerlap cahayanya untuk menerangi hati yang gelap.
Seiring berjalannya waktu, bertambahnya usia dan berkembangnya zaman,  tak pernah henti saya dipertemukan dengan  dua untaian kata tersebut. Sekali, dua kali apakah ini hanya kebetulan yang tak sengaja menghampiri, pikir saya. Layaknya  remaja, sedang mencari tambatan hati dipertemukan oleh keadaan tanpa unsur kesengajaan.
Pernahkah anda di pertemukan dengan keadaan ? Keadaan apapunitu, muncul di pikiran anda dan memerintahkan untuk menyerah namun hati berkatatetap ingin berjuang.Â