perkembangan ilmu dan teknologi juga telah mendorong inovasi dalam metode pembelajaran .E-learning dan blended learning (kombinasi pembelajaran daring dan tatap muka) ini menjadi sangat populer . Penggunaan video interaktif, kuis online, dan modul pembelajaran mandiri sangatlah membantu siswa siswi dalam proses pembelajaran membuat anak menjadi lebih kreatif dalam berkreasi dalam membuat media pembelajaran seperti ppt ,fidio perkenalan ,dan juga beberapa platform yang di gunakan dalam media pembelajaran.pembelajaran ini juga sangat membantu anak daam belajar dengan kecepatan dan gawa belajar anak yang berbeda beda.
   3. Peningkatan Kualitas Pendidikan
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat membantu daam peningkatan kualitas pendidikan. Dengan TIK guru dapat menggunakan berbagai alat bantu mengajar interaktif dan menarik seperti presentasi multimedia dan simulasi. Selain itu sistem manajemen pembelajaran (LMS) memungkinkan guru untuk melacak kemajuan siswa secara real time dan memberikan umpan balik yang tepat.
   4. Kolaborasi Global
kemajuan teknologi juga membuka peluang untuk kolaborasi global antar siswa dari berbagai belahan dunia.
melalui platform online siswa dapat bekerja sama dengan dalam proyek berbagai ide dan belajar dari berbagai perspektif yang berbeda,ini tidak hanya memperkaya pengalaman belajar mereka tetapi juga mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan global di masa depan.
Â
     B. Tantangan dan Kesenjangan Digital
   1. Kesenjangan akses teknologi dan internet.
Kesenjangan akses teknologi dan internet dalam pendidikan merupakan isu yang semakin mendesak di era digital saat ini. Meskipun kemajuan teknologi menawarkan banyak peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tidak semua siswa memiliki akses yang sama terhadap perangkat dan konektivitas yang diperlukan untuk memanfaatkan sumber daya ini secara optimal.
Kesenjangan akses teknologi dan internet dalam pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. seperti contohnya yang pertama pengaruh dari faktor ekonomi, Keluarga berpendapatan rendah sering kali kurang mampu untuk membeli perangkat digital atau membayar biaya internet, sehingga mereka membatasi akses anak-anak mereka terhadap pendidikan online.