Misal harga apartemen Rp 300juta, dengan asumsi terburuk, sedang tidak ada promo, maka Anda menyerahkan DP 20% (Rp 60juta) dan masa kreditnya adalah 15 tahun. Dengan pokok hutang Rp 240 juta. Bila suku bunga kreditnya kita gunakan (sebagai rata-rata) 12% maka cicilannya adalah berkisar Rp2.8juta.
Modal Anda setidaknya:
Booking fee  Rp 10juta
DP Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Rp 60juta
Biaya lain    Rp 15juta
Furnish      Rp 40juta
Total        Rp 125juta.
Selama masa kredit 15 tahun, total bunga yang harus Anda bayarkan adalah sekitar Rp 278juta. Sehingga harga total setelah 15 tahun yang Anda harus bayar adalah modal Rp 125 juta, bunga utang Rp 278 juta dan pokok utang 240 juta. Totalnya adalah Rp 643 juta.
Namun jumlah total ini tidak perlu menjadi beban pikiran karena apartemen ini akan disewakan. Sehingga cicilan (baik pokok hutang dan bunganya) ditanggung oleh sang penyewa.
Hal yang perlu Anda pastikan adalah Anda mampu menyewakan unit tersebut dengan harga minimal sebesar beban cicilan Anda, yaitu Rp 2.8 juta. Jangan lupa, sang penyewa masih harus membayar biaya IPL, listrik dan parkir.
Keuntungan bisa Anda dapatkan ketika sewanya sudah lebih tinggi dari cicilan Anda, saat masa cicilan sudah habis atau saat Anda menjual ketika harga jualnya sudah berada di harga diatas sisa pokok bunga (di tahun berjalan) ditambah modal Anda.
Tampaknya mudah bukan? Tapi nyatanya kenaikan harga apartemen cenderung stagnan saat ini. Apalagi ketika kondisi permintaan tidak sebanyak supply yang ada. Sehingga cermatlah dalam memilih apartemen yang benar-benar berpotensi.Â
Kalau Anda tidak sabaran, maka Anda hanya akan merugi. Tetapi kalau Anda sabar menunggu bertahun-tahun, maka investasi apartemen tentu bisa sangat menguntungkan.
Mau lebih untung? Beli secara cash atau berikan DP yang besar.
Baca juga : Mau Tinggal di Apartemen? Kamu Wajib Tahun Hal Ini Dulu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H