Mohon tunggu...
melisa emeraldina
melisa emeraldina Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk Berbagi Pengalaman

"Butuh sebuah keberanian untuk memulai sesuatu, dan butuh jiwa yang kuat untuk menyelesaikannya." - Jessica N.S. Yourko

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Hal yang Paling Meresahkan di Apartemen

25 Oktober 2021   17:10 Diperbarui: 26 Oktober 2021   04:04 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Wanita sedang berada di apartemen (Sumber: Freepik/diana.grytsku)

Memang banyak orang memiliki apartemen hanya sebagai aset. Tidak benar-benar ditinggali, dan hanya menyewakan unit melalui agen. Praktik seperti ini terjadi di banyak apartemen kelas menengah.

Menyewakan unit apartemen dengan sistem bulanan memang tidak mudah, sedangkan untuk sewa harian layaknya hotel, persaingannya berat, karena lokasi apartemen seperti ini biasanya tidak di pusat bisnis atau perkantoran, cenderung agak pinggiran.

Lalu siapa yang bisa menjadi target pasar utama sewanya? Anda pasti bisa menjawab. Ya.. mereka yang membutuhkan SEWA TRANSIT. 

Menyewakan Unit Apartemen

Pada saat membeli apartemen, saya sudah menargetkan hanya akan menghuni apartemen maksimal 5 tahun. Selanjutnya akan saya sewakan melalui agen atau langsung menjualnya.

Setelah saya mengetahui kenyataan bahwa akan ada peluang besar apartemen saya hanya akan digunakan sebagai lokasi praktik tindak asusila, maka saya mengurungkan menyewakan melalui agen.

Saya memilih menyewakannya tanpa perantara dengan sistem pembayaran awal minimal 3 bulan pertama. Karena tanpa perantara, maka saya pun dapat leluasa dalam menyeleksi calon penyewa unit saya.

Tidak mudah, saya harus menunggu setengah tahun untuk akhirnya mendapatkan penyewa unit. Berbeda dengan bila kita menyewakan melalui agen, maka sejak serah terima kunci pun kita langsung dapat menghasilkan uang.

Bagi saya, memiliki aset bukan hanya tentang bagaimana menghasilkan uang dari aset tersebut. Tetapi juga tentang keberkahan dari uang yang saya dapatkan dari aset tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun