Mohon tunggu...
melisa emeraldina
melisa emeraldina Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk Berbagi Pengalaman

"Butuh sebuah keberanian untuk memulai sesuatu, dan butuh jiwa yang kuat untuk menyelesaikannya." - Jessica N.S. Yourko

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bos Keren Tahu Cara Memanfaatkan Kemampuan Stafnya

14 Juli 2021   15:23 Diperbarui: 16 Juli 2021   05:00 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia melakukannya dengan bahagia (ya meskipun sedikit kesal karena harus merelakan waktunya bersama keluarga), tapi tidak sekesal dia disuruh membuat tulisan berita yang paling banyak hanya 2 halaman. Staf senang dan bisa bekerja maksimal sesuai bidangnya.

Ada banyak orang seperti Achmad di perusahaan. Dengan alasan efisiensi, stafnya disuruh untuk berperan sebagai apapun, serba bisa tanpa melihat kemampuannya. 

Padahal menurut saya itu tidak efisien dan tidak efektif, juga tidak profesional. Bukan hanya staf kan yang harus profesional? Bos juga!

Jika staf merasa tidak dihargai karyanya, dia bisa saja merasa tidak nyaman, bahkan menjadi stres dan ingin resign. Sayang sekali bukan? Padahal permasalahannya adalah pada bos yang tidak dapat memetakan kemampuan stafnya dengan baik.

Pernah suatu waktu, pimpinan yang lebih tinggi, menghendaki dibuatnya sebuah video tayangan sosialisasi, tetapi dalam bentuk film, berdurasi 1-2 jam. Saat Bu Bos meminta saya untuk mencari orang untuk membuat proyek itu, jelas saya menolaknya.

Para pimpinanku bukan berasal dari bidang keilmuan komunikasi, humas, periklanan atau berkaitan dengan itu. 

Saya sebagai orang komunikasi, menyarankan bahwa video sosialiasi sebaiknya tidak lebih dari 7 menit. Singkat, padat, dan jelas, yang terpenting pesannya tersampaikan kepada masyarakat.

Siapa coba yang mau meilhat video  sosialisasi durasi 2 jam. Kalaupun dibuat dalam bentuk film, akan sangat panjang proses pembuatan naskah ceritanya. Belum lagi urusan pemain, setting lokasi dan juga biayanya. Apakah sepadan biaya yang dikeluarkan dengan hasilnya?

Saat itu Bu Bos justru bilang. "Kalau ada perintah dari pimpinan, harus dijawab iya. Jangan gampang menolak. Semua harus kita usahakan?"

"Bu, Bapak pimpinan kita bukan orang komunikasi, saya ini di hire dengan kualifikasi sesuai bidang saya. Sudah menjadi tugas saya untuk memberi masukan dan rekomendasi sesuai dengan bidang keilmuan saya."  jawabku saat itu.

Namun Bu Bos hanya terdiam. Akhirnya kami tetap memanggil pihak ketiga, sebuah perusahaan di bidang komunikasi, periklanan dan branding.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun