5. Mindset
Seperti kasus Sophia Latjuba dan Mahasiswa yang menyampaikan opini di Indonesia Housing Forum, maka saya kutip dari sebuah artikel Kompas pada November 2020, berdasarkan survei Consumer Sentiment Study Semester II 2020 Rumah.com, setidaknya 58 persen responden milenial atau di rentang usia 22-39 tahun mengaku belum memiliki hunian.
Dari jumlah tersebut, 63 persen di antaranya memilih menunda memiliki hunian lantaran belum menikah. Angka ini meningkat dari periode sebelumnya yang hanya sebesar 46 persen.
Sehingga perubahan mindset di kalangan generasi milenial ini perlu  menjadi perhatian khusus. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan baru untuk menyediakan hunian bagi millenial, namun perlu dilakukan sosialisasi lebih masif melibatkan para influencer yang lebih didengarkan oleh kaum milenial daripada sekadar publikasi media.
Kemudahan Memiliki Rumah bagi Milenial
1. Kemudahan Pembiayaan Awal
Kemudahan yang pertama yaitu dari sisi pembiayaan awal yaitu DP, biaya pajak dan juga biaya KPR biaya lain-lain. Zaman dulu kita bila mau membeli rumah minimal harus punya DP 30%.Â
Setelah itu masih ditambah pajak, biaya KPR dan biaya lain-lain, hingga harus merogoh kocek hingga  Rp 100 juta atau lebih, tergantung harga rumah. Tetapi sekarang banyak sekali kemudahan Karena sekarang pengembang dan Bank sudah bekerjasama untuk membuat skema-skema yang jauh lebih mudah untuk diakses.Â
Contohnya yaitu DP 10% atau bahkan 0 rupiah, gratis Biaya KPR atau diskon-diskon lainnya. Adapula yang membuat konsep harga sudah termasuk pajak. Sehingga pembiayaan awal menjadi lebih ringan.Â
Namun hati-hati, DP yang ringan juga menyebabkan biaya cicilan yang tinggi. Maka usahakan menabung dahulu agar bisa membayar DP yang lebih besar, sehingga mengurangi cicilan bulanan.
Kemudahan juga dikeluarkan Pemerintah melalui program Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM), Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT), dan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).
2. Â Kemudahan Mencari Informasi Rumah