Mohon tunggu...
Melisa Damayanti
Melisa Damayanti Mohon Tunggu... Guru - Mental Health Enthusiast

Good Heart Inside, aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kerlap Kerlip Bumiku

9 April 2016   18:47 Diperbarui: 16 April 2016   11:48 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kerlap-kerlip Bumiku

 

Hari ini matahari hanya muncul tak lebih dari sepuluh jam

Cuaca tak mendukung untuk bumi berbahagia

Bumi kini lebih sering ditangisi oleh langit

Yang enggan unutk berpisah walau sekejap saja

 

Akhirnya malam pun tiba

Bumi masih bersedih

Berapa sudah kini usianya?

Tak lagi jari dapat menghitung

Kecuali jika ia mengganti satuannya

 

Makin gelap bumi makin terang oleh cahaya kuning dan merah

Bagi kami yang sudah tak jernih memandang

Terlihat seperti kerlap-kerlip

Bahkan seperti glitter

 

Makin tua makin banyak cahaya bahkan lain warna

Seberapa usang sudah bumi kita?

Tak seindah dulu lagi

Sekarang lebih banyak pemalsuan di kulit-kulit bumi

 

Mati rasa

Namun sakit

Bagaimana itu dokter?

Begitu jerit bumi

 

Lagi bumi masih berduka

Wilayahnya terbelah oleh kebencian

Bersatu padu hanya formalitas saja

Pertengkaran kecil milyaran jumlahnya

 

Sudah ya

Biarkan bumi beristirahat

Di sisa-sisa lampu yang masih menyala

Biar kalau sudah padam tak akan ada duka

Begitu bumi tiada kita sama-sama tiada

 

Langit, 8 April 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun