Rindu itu mengalir,
seperti sungai tanpa hulu,
tak tahu dari mana bermula,
hanya terus mendesak ke muara.
Di malam yang bisu,
ia mengetuk pelan di dada,
mengalunkan irama sunyi,
memanggil namamu dalam diam.
Aku mencarimu di bintang,
di angin yang menggoyang daun,
di bayangan yang tercipta,
tapi kau tak pernah ada.
Rindu ini tak bermata,
ia tak peduli waktu,
hanya tahu cara mencengkram,
memahatmu dalam ingatan.
Di ujung waktu,
mungkin rindu ini lelah,
atau justru semakin luas,
menjadi laut di hatiku,
yang hanya kau yang tahu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H