Melinda Nur FadilahÂ
Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta
melindafadilah2003@gmail.com
PENDAHULUAN
Kekerasan yang dilakukan oleh pemuda memang bukanlah fenomena yang baru. Namun, belakangan ini kasus kekerasan pemuda mulai meresahkan masyarakat luas. Kekerasan pemuda/ Peer violence didefinisikan sebagai tindakan kekerasan fisik, emosional atau seksual yang dilakukan oleh teman sebaya di usia sekolah ( Wandera dkk., 2017). Tindak kekerasan dapat berupa perundungan dan/atau penganiayaan. Berdasarkan data kekerasan remaja yang dihimpun oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA) pada tahun 2023, menunjukan bahwa sebanyak 1.086 pelaku kekerasan merupakan teman sebaya korban.
Adapun beberapa faktor yang melatarbelakangi tindak kekerasan pemuda. Jika dilihat dari faktor internal, kekerasan pemuda dapat terjadi karena pola asuh orang tua yang salah. Seorang anak yang terbiasa melihat atau menjadi korban saat orang tuanya melakukan kekerasan cenderung akan terpengaruh dan meniru hal tersebut. Selain itu, kepuasan ego seperti ingin dianggap hebat dan berani juga seringkali mendorong mereka untuk melakukan kekerasan. Sedangkan, faktor eksternalnya dapat berupa pengaruh dari teman sebaya, kemiskinan, dan kurangnya pengawasan dari lingkungan sekitarnya.
Beberapa kasus kekerasan remaja yang terus terjadi akhir-akhir ini juga menunjukan bahwa ada yang tidak beres dengan sistem di negara ini, seperti sistem pendidikan dan penegakan hukum. Dalam hal ini, lembaga pendidikan masih kurang maksimal dalam mendidik dan menanamkan nilai-nilai anti kekerasan kepada siswanya. Sedangkan, lembaga penegak hukum juga masih kurang tegas dalam mengawasi dan memberikan efek jera kepada pelaku kekerasan, sehingga mereka tidak merasa takut untuk melakukannya kembali di kemudian hari.Â
Dampak Kekerasan Pemuda
Tindak kekerasan sudah pasti menimbulkan berbagai dampak negatif bagi korban dan masyarakat sekitar, mulai dari segi fisik maupun psikologis. Misalnya, belum lama ini terjadi kasus penganiayaan yang dilakukan anak pejabat ditjen perpajakan yang mengakibatkan korbannya dalam kondisi koma. Selain koma, korban juga mengalami trauma berat pasca penganiayaan tersebut. Dampak psikologis tersebut bukan hanya dirasakan oleh korban, melainkan juga orang tua dan keluarga korban.Â
Selain itu, kasus pembacokan yang dilakukan oleh segerombolan remaja juga sangat meresahkan warga, terlebih bagi warga yang beraktivitas di malam hari. Aksi pembacokan yang dilakukan oleh para remaja tersebut dilakukan tanpa alasan yang jelas dan sudah memakan banyak korban luka bahkan meninggal dunia. Dari sinilah jelas terlihat bahwa kekerasan yang dilakukan oleh pemuda adalah masalah yang sangat serius dan memerlukan usaha bersama dalam mengentaskannya. Oleh sebab itu, diperlukan suatu pendekatan yang tepat untuk mencegah dan mengentaskan kekerasan pemuda. Pendekatan yang dilakukan diharapkan memiliki efek jangka panjang dan dapat menciptakan pemuda Indonesia yang kreatif dan anti kekerasan.