Mohon tunggu...
Melinda Harumsah
Melinda Harumsah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Creator Economy. Penulis. Aktivis dakwah.

Assalamualaikum. Wr. Wb Saya melinda harumsah, memiliki hobbi menulis, hidup untuk berkarya berdaya dan berkontribusi untuk Islam kaffah.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mencegah Doom Spending Ala Gen Z Dan Milenial

16 November 2024   20:03 Diperbarui: 16 November 2024   20:56 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka terperangkap dalam situasi tersebut. Pasalnya, penyebab doom spending sendiri merupakan efek dari kecanggihan teknologi, hingga informasi buruk yang terus-menerus diterima. 

Yang paling populer, seperti menjamurnya berbagai aplikasi belanja daring yang memancing seseorang lebih gemar menghabiskan uangnya. Sehingga orang-orang-orang tanpa sadar lebih impulsif terhadap ke-FOMO-annya.

Maka disini, penting sekali untuk memahami hubungan anda dengan uang, dalam mengatasi pengeluaran sia-sia. Mulai belajar untuk membiasakan hidup hemat tak lepas dari edukasi finansial yang diajarkan orang tua kepada anaknya. 

Dengan mengaktifkan notifikasi mobile banking juga dinilai mampu menahan untuk mengeluarkan uang. Pemberitahuan menciptakan "sedikit rasa sakit" ketika Anda melihat otorisasi transaksi keluar dari rekening. 

Pendapat dari Samantha Rosenberg sebagai salah satu pendiri dan COO Belong (platform pengembangan kekayaan) menyarankan untuk kembali menggunakan uang tunai sebagai cara menghindari praktik doom spending. Karena, dompet digital dan metode pembayaran online meningkatkan risiko pengeluaran yang tidak perlu karena caranya yang mudah dah cepat hanya dari gawai.

Dibalik doom spending sebenarnya dalam Islam pun telah diajarkan edukasi mengenai perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Ilmu tentang etika konsumsi Islam dalam impulsif buying.

Istilah doon spending, mengajarkan kita untuk peka terhadap apa-apa yang membuat kita bertindak berlebihan, dalam pemborosan uang.

Ilmu tentang etika konsumsi dalam implusif buying mengajarkan kita bahawa pola perilaku konsumen dalam membeli barang, ia melakukannya dengan spontan tanpa adanya perencanaan untuk membeli barang, sehingga keinginan nya lebih kuat untuk membeli sesuatu dengan segera, tanpa memikirkan adanya pertimbangan untuk konsekuensi yang akan dihadapi.

Adapun perilaku ini muncul karena dipengaruhi oleh perasaan, suasana hati, lingkungan, toko, display dan promosi yang ditawarkan. 

Sehingga etika konsumsi menjelaskan bahwa aturan tentang baik dan buruk dalam pemanfaatan barang atau jasa itu sangat penting.

Dalam Islam juga menganjurkan untuk mengikuti prinsip-prinsip pemenuhan kebutuhan secara tidak berlebih-lebihan, sebagai bentuk ketaatan pada Allah swt., memenuhi tanggung jawab keluarga, memiliki skala prioritas, persediaan untuk keturunan dan juga untuk sosial melalui pemenuhan kewajiban zakat, sedekah dan infaq.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun