Oleh : Melinda Harumsah,Â
Pernahkah kita merasakan hal-hal dibawah ini?
Tidak lulus keperguruan tinggi favorit, langsung galau.
Tidak diterima kerja kantoran, langsung kecewa.
Tidak harmonis dalam hubungan keluarga, langsung stres.
Kenapa hal itu terjadi?
Padahal, tentang apa-apa yang belum dan sudah terjadi dalam hidup ini, sudah tertulis dalam Lauhul Mahfudz.
Adapun Lauhul Mahfudz merupakan kitab yang menuliskan seluruh catatan takdir dan kejadian di alam semesta ini.
Dan kitab ini terjaga keberadaannya, serta telah ada sebelum penciptaan alam jagat raya dan umat manusia.
Oleh karenanya, Lauhul Mahfudz berisi tentang rahasia Allah SWT mengenai manusia dan alam semesta yang telah ditetapkan, termasuk jodoh, rezeki, kematian, hingga hari kiamat.
Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman : "apakah yang didustakan itu adalah Al-quran yang agung yang tersimpan di papan yang terjaga (Lauhul Mahfudz)." (QS. Al Buruuj: 21-22)
Seperti dalam sifat Lauhul Mahfudz, menyebutkan bahwa "tidak ada yang tertinggal atau terlupakan.
Disambung juga dengan ayat Al-Quran tentang : "Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia.
Dia mengetahui apa yang ada di darat dan di laut. Tidak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya.
Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Al-An'am: 59)
Maka, apakah Lauhul Mahfudz dapat kita rubah?
Adapun menurut riwayat Ibnu Abbas RA sebagaimana termuat dalam Tafsir Ibnu Katsir, Allah menghapuskan apa yang dikehendaki-Nya, kecuali nasib celaka, nasib bahagia, hidup, dan mati. Mujahid juga mengatakan, takdir bisa berubah kecuali hidup, mati, celaka, dan bahagia.
Seperti dari Ibnu Qayyim al-Jauziyyah menjabarkan dalam kitab Ath-Thibbun Nabawi, takdir yang tercatat dalam Lauh Mahfudz mungkin bisa berubah.
Sehingga hal ini bersandar pada firman Allah SWT dalam surah Ar Ra'd ayat 39.
Artinya: "Allah menghapus dan menetapkan apa yang Dia kehendaki. Di sisi-Nyalah terdapat Ummul-Kitb (Lauh Mahfuz)."
Seperti saudara kita terdapat 146 pengungsi Rohingya terdampar di Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Kamis (24/10/2024).
Jika kita kait kan tentang takdir, hal tersebut sudah tertulis dalam Lauhul Mahfudz sebelum kita ada didunia ini.
Namun dibalik itu, seharusnya ada peran penting dalam mengatasi problematika umat.
Untuk itu membutuhkan peran negara. Dan hanya negara yang tidak berpegang pada nasioanalisme yang mampu menyelamatkan mereka. Negara itu merupakan Khilafah Islamiyah.
Adapun contoh TakdirNya mengenai Rezeki diantaranya :
Perihal rezeki tidak hanya sebatas materi dan finansial, melainkan juga nikmat sehat, berkah umur, mudah jodoh, serta terhindar dari segala marabahaya.
Seperti dalam buku Irwan Kurniawan yang bertajuk Mengetuk Pintu Rezeki menjelaskan, ada dua macam rezeki yang diberikan kepada manusia, yaitu rezeki lahiriah dan batiniah.
Pertama rezeki lahiriah yaitu berkaitan dengan badan (berupa materi) seperti kesehatan.
Kedua, tentang rezeki batiniah erat kaitannya dengan hati seperti kebahagiaan dan pengetahuan.
Maka, sudah seharusnya kita menyakini takdir. Karena setiap takdir yang Allah berikan kepada hamba-Nya, itu atas izin Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Ada beberapa alasan, mengapa meyakini takdir Allah itu baik :
Takdir Allah tidak ada yang jelek, karena Allah tidak berbuat jelek.
Â
Takdir Allah memiliki hikmah yang tidak diketahui manusia karena keterbatasan ilmu.
Â
Teriman kepada takdir membuat hati menjadi tenang, lapang, dan ridha atas apa yang telah Allah takdirkan.
Itulah mengapa bahwa setiap takdir yang Allah berikan kepada umatnya adalah baik.
Sebagaimana dalam perintah Allah SWT, apabila kita mendapat musibah, maka kita bersabar. Dan apabila kita mendapat kebahagiaan, maka kita bersyukur.
Dua kunci itu tang dapat menjadikan hidup kita tenang, dibaliknya ada pahala yang dapat menaikkan derajat kita dihadapan Allah SWT.
Â
Beriman kepada takdir membuat seseorang tidak mudah putus asa dan dapat menghadapi musibah dengan ketabahan. Â
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya Allah Swt. telah menciptakan Lauh Mahfuz dari mutiara yang putih, lembaran-lembarannya dari yaqut merah, dan qalamnya dari nur (cahaya) dan tintanya dari nur pula.
Setiap hari Allah memerintahkan kepada Lauh Mahfuz sebanyak tiga ratus enam puluh perintah untuk menciptakan, memberi rezeki, mematikan, menghidupkan, memuliakan, menghinakan, dan Dia berbuat menurut apa yang dikehendaki-Nya." (HR At-Thabrani)
Jadi seharusnya, tidak akan ada lagi rasa galau, kecewa, maupun stres dalam kehidupan kita.
Karena apa?
Lantaran kita sudah meyakini bahwa setiap TakdirNya adalah baik untuk hamba-hamba-Nya.
Walahu'alambisshoab
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H