sumber : foto pribadi
Assalau’alaikum wr. Wb.
Apa sih sempol itu?????
Sempol adalah sebuah desa di kecamatan Pagak kabupaten Malang, provinsi Jawa Timur. Desa sempol berjarak 19 km dari ibu kota kabupaten malang yaitu Kepanjen.
Namun bukan desa Sempol yang ada di kecamatan Pagak yang mau saya bahas kali ini, Sempol adalah jajanan Malang yang terbuat dari campuran tepung terigu, tepung tapioka, daging ayam halus, garam, terigu, lada, saus tiram, air panas dan telur. Adonan tersebut kemudian di lilitkan pada tusukan semacam tusuk sate, selanjutntya adonan tersebut di rebus, setelah adonan matang maka sempolbisa di goreng, sebelum di goreng sempol di lumuri telur terlebih dahulu.
Sempol sebenarnya adalah jajanan yang sudah ada lama di Malang, namun pamornya baru baru ini saja melejit bagaikan artis mengalahkan pamor cilok yang sudah lama eksis di Malang. Rasa gurih dari jajanan satu ini yang membuat lidah penikmatnya semakin tergila-gila dan selalu pengen nambah, tidak hanya anak-anak saja yang notabennya suka jajan, para muda-mudi dan bapak-bapak dan ibu-ibu juga banyak menggemari sempol.
Selain rasanya yang gurih dan enak, sempol juga sangat mudah di jumpai di pinggir-pinggir jalan, di depan sekolah, kampus (UB, UIN, UM, UMM, dll.) dan di pusat-pusat keramaian seperti alun-alun kota Malang, balai kota Malang, di samping MATOS, atau di dekat MOG. Biasanya sempol di jual dengan harga yang sangat murah yakni Rp.500 per tusuk. Untuk menambah kenikmatannya, sempol hangat biasa disajikan dengan sambal pedas, saos dan kecap.
Karena pamor sempol yang semakin melejit maka banyak penjual-penjual jajanan yang berganti  profesi menjadi penjual sempol. Menurut pengamatan saya, sedikit bercerita saya adalah mahasiswi di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Malang yakni UIN Malang, secara tidak langsung saya telah mengamati perkembangan dari jajanan yang satu ini. Saya telah merantau di Malang selama 3 tahun ini, selama kurun waktu 2 tahun setengah jajanan yang paling eksis dan banyak di gemari oleh teman-teman mahasiswa saya adalah cilok basah, dan cilok bakar, namun 6 bulan terakhir ini sempol muncul, pertama kali saya melihat dan membeli sempol di Pasar Minggu, beberapa bulan kemudian sempol mulai menjamur di depan kampus saya.
Sedikit info, ada banyak sekali penjual jajanan dan makanan di gang depan kampus saya (UIN Malang), dan karena pamor sempol ada beberapa penjual yang mengganti barang jualannya, berikut adalah data penjual jajanan yang ada di gang depan kampus UIN Malang antara lain :
1. Penjual nasi pecel, waktu berjualan Pagi-siang : Â Â Â Â Â Masih tetap berjualan nasi pecel sampai sekarang
2. Penjual nasi lalapan, waktu berjualan Pagi-siang : Â Â Â Â Masih tetap berjualan nasi lalapan sampai sekarang
3. Penjual cilok 1, Pagi-siang     waktu berjualan : Masih tetap berjualan cilok sampai sekarang
4. Penjual sosis, waktu berjualan Pagi-siang : Â Â Â Masih tetap berjualan sosis sampai sekarang
5. Penjual es teler  waktu berjualan, Pagi-siang :  Masih tetap berjualan es teler sampai sekarang
6. Penjual bubur, waktu berjualan Pagi-siang  : Masih tetap berjualan bubur sampai sekarang
7. Penjual mi ayam, waktu berjualan  Pagi-siang-sore :   Masih tetap berjualan mi ayam sampai sekarang
8. Penjual buah dingin, waktu berjualan Pagi-siang      : Bejualan buah dingan hari senin sampai jumat, hari sabtu dan minggu berjualan sempol
9. Penjual siomay, waktu berjualan Sore-malam  : Masih tetap berjualan siomay sampai sekarang
10. Penjual cilok 2, waktu berjualan Pagi-siang    : Berganti berjualan sempol
11. Penjual bakso 1, waktu berjualan Pagi-siang-sore : Masih tetap berjualan bakso sampai sekarang
12. Penjual bakso 2, waktu berjualan Pagi-siang-sore : Masih tetap berjualan bakso sampai sekarang
13. Penjual nasi goreng 1, waktu berjualan Sore-malam : Masih tetap berjualan nasi goreng sampai sekarang
14. Penjual nasi goreng 2, waktu berjualan Sore-malam : Masih tetap berjualan nasi goreng sampai sekarang
15. Penjual sate, waktu berjualan Sore-malam : Masih tetap berjualan sate sampai sekarang
16. Penjual nasi dan lauk, waktu berjualan Pagi-siang-sore : Masih tetap berjualan nasi sampai sekarang
17. Penjual angsle   waktu berjualan Sore-malam  : Masih tetap berjualan angsle sampai sekarang
18. Penjual terang bulan, waktu berjualan : Sore-malam   Masih tetap berjualan terang bulan sampai sekarang
19. Penjual tahu petis, waktu berjualan Sore-malam : Masih tetap berjualan tahu petis sampai sekarang
20. Penjual cilok bakar, waktu berjualan Sore-malam     : Berganti berjualan sempol
21. Penjual susu kedelai, waktu berjualan Sore-malam : Masih tetap berjualan susu kedelai sampai sekarang
22. Penjual molen, waktu berjualan Sore-malam   : Masih tetap berjualan molen sampai sekarang
23. Penjual cilok 3, waktu berjualan Sore-malam : Masih tetap berjualan cilok sampai sekarang
24. Penjual lalapan 2, waktu berjualan Sore-malam  : Masih tetap berjualan lalapan sampai sekarang
Dari 24 penjual jajanan di atas, ada 3 penjual yang mengganti dagangannya dengan sempol, dan menurut pengamatan saya dan juga telah saya tanyakan ke beberapa teman, jajanan mereka laku keras di serbu penggemar sempol. Salah satu bapak penjual cilok bakar yang telah berganti menjadi sempol menuturkan bahwa alasan dia menggati dagangannya dengan sempol karena pamor sempol yang begitu terkenal dan banyak sekali penggemarnya, bapak sempol itu berharap dengan bergantinya dagangannya akan bertambah pula penghasilannya.
Karena pamor sempol yang semakin melejit, tak heran banyak pedagang yang beralih profesi menjadi pedagang sempol. Bagi kalian yang ada di kota malang dan sekitarnya akan sangat mudah menjumpai jajanan sempol ini, jika ingin makan sempol langsug beli saja. namun bagi kalian yang tidak berada di malang mungkin agak kesulitan mendapatkan sempol, untuk itu  membuat sempol sendiri adalah salah satu alternatifnya, resep sempol dan pembuatannya telah banyak di muat di google dan Youtube, bagi yang pengen buat silahkan mencoba.
Sekian, sekilas mengenai pamor sempol, terimakasih...
Semoga bermanfaat....
Wassalamu’alaikum...................
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H