Mohon tunggu...
Melina
Melina Mohon Tunggu... Lainnya - Teknisi Pangan

Menulis untuk sharing, karena sharing is caring.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

"Saja Noreum", Mirip Barongsai tapi dari Korea

27 Januari 2023   11:04 Diperbarui: 27 Januari 2023   11:57 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tarian Singa "Saja Noreum" dari Korea (Sumber: Cultural Heritage Administration: National Symbols of the Republic of Korea).

Barongsai telah menjadi bagian dari kemeriahan Imlek di Indonesia. Puncaknya adalah malam Cap Go Meh, sekaligus menjadi penutup rangkaian perayaan Imlek. Pada malam Cap Go Meh atau malam Festival Lampion, khususnya di daerah Bogor, dimana diadakan pertunjukkan arak-arakan Liong-Barong (tarian naga dan singa) di sepanjang jalan Suryakencana.
Uniknya, tarian singa yang semula berasal dari daratan China ini juga ditemukan di Korea Selatan. Meski, dengan wajah dan tarian yang berbeda.

Saja Noreum (사자놀음)

'Saja Noreum' (사자놀음) adalah salah satu jenis pertunjukan topeng tradisional Korea (Talchum) yang menampilkan gerakan tarian singa. Pertunjukan Saja Noreum biasanya ditampilkan pada tanggal 15 bulan pertama penanggalan China. 

Kalau di China perayaan tanggal 15 pertama atau bulan purnama pertama pada kalender lunar dikenal sebagai perayaan Cap Go Meh/Festival Lampion, maka di Korea, perayaan ini disebut sebagai Jeongwol Daeboreum—kata "jeongwol" berarti "bulan pertama", "dae" berarti "besar", dan boreum berarti "bulan purnama".

Pertunjukan Saja Noreum ini biasaya diiringi dengan musik perkusi yang dibawakan oleh tiga orang atau lebih. Alat musik yang digunakan terdiri dari "Saja" (merupakan barrel drum besar), "Janggu" (drum yang berbentuk seperti jam pasir), "Jing" (gong besar), dan "Buk" (drum tradisional Korea). Tabuhan drum yang mendominasi iringan perkusi Saja Noreum menunjukkan ritme musik yang kuat dan dinamis ditunjukkan untuk merayakan kegembiraan.

Sedikit persamaan dan perbedaan antara Barongsai dan Saja Noreum

Seperti halnya barongsai yang berkembang di Indonesia, Saja Noreum, dimainkan oleh dua orang. Bedanya, gerakan barongsai di Indonesia didominasi gerakan kepala yang khas dan kaki lincah meloncat yang cenderung bersifat akrobatik. 

Sedangkan, gerakan tarian pada Saja Noreum, terlihat lebih pasif tanpa gerakan meloncat pada barongsai. Topengnya pun berbeda. Topeng barongsai menyerupai binatang singa kilin dengan tubuh yang bersisik, seperti naga. Namun, topeng Saja Noreum memiliki bentuk yang unik dengan warna merah dan tubuhnya dipenuhi bulu berwarna cokelat.

Pertunjukan Saja Noreum

Awalnya, pertunjukan topeng (Talchum) mulai berkembang di Korea sejak periode Tiga Kerjaaan di China. Kemudian, sejak tahun 1967, tarian Saja Noreum dinyatakan sebagai warisan tak benda milik Korea yang dilindungi oleh UNESCO.

Pertunjukan Saja Noreum kini (Sumber: Cultural Heritage Administration: National Symbols of the Republic of Korea).
Pertunjukan Saja Noreum kini (Sumber: Cultural Heritage Administration: National Symbols of the Republic of Korea).

Di masa lalu, pertunjukkan Saja Noreum dilakukan oleh orang-orang desa. Tarian ini berlangsung sejak malam tanggal 14 hingga pagi keesokan harinya. Kemudian, pada tanggal 16, orang-orang yang membawakan tarian ini akan berkunjung ke rumah-rumah. 

Orang yang mengenakan topeng singa akan masuk ke dalam rumah dan menunjukkan gerakan seperti memakan orang, sebelum keluar ke halaman rumah dan kembali melanjutkan tarian. 

Di luar, si "singa" akan menunjukkan gerakan berlutut/menyembah kepada Dewa. Setelah itu, si "singa" akan berpura-pura jatuh kelelahan, orang-orang akan memanggil biksu untuk membacakan doa atau memanggil dokter herbal dan si "singa" yang pulih akan menari kembali.

Pertunjukan Saja Noreum ini dimainkan untuk menghalau nasib buruk dan mengusir roh jahat. Tarian menggunakan topeng singa ini dilakukan karena singa dipercaya sebagai binatang yang kuat.

Saat ini, pertunjukan Saja Noreum yang berkembang terbagi menjadi beberapa aliran. Yang paling populer adalah Bukcheong Saja Noreum yang berasal dari kabupaten Bukcheong, Provinsi Hamgyeong Selatan (sekarang di Korea Utara). Ciri khas dari pertunjukan Bukcheong Saja Noreum adalah adanya iringan musik dari "Tungso", yaitu seruling bambu tradisional Korea yang memiliki 5 lubang. 

Sedangkan, Saja Noreum yang berkembang di Gyeonggi-do, umumnya diiringi oleh iringan 3 alat musik petik dan 6 alat musik tiup, formasi alat musik ini dikenal sebagai  "Samhyeon Yukgak". Lalu, Saja Noreum di kawasan Gyeongsang-do biasanya diiringi oleh Kkwaenggwari (gong kecil).

Sumber: satuduatiga, empat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun