Di luar, si "singa" akan menunjukkan gerakan berlutut/menyembah kepada Dewa. Setelah itu, si "singa" akan berpura-pura jatuh kelelahan, orang-orang akan memanggil biksu untuk membacakan doa atau memanggil dokter herbal dan si "singa" yang pulih akan menari kembali.
Pertunjukan Saja Noreum ini dimainkan untuk menghalau nasib buruk dan mengusir roh jahat. Tarian menggunakan topeng singa ini dilakukan karena singa dipercaya sebagai binatang yang kuat.
Saat ini, pertunjukan Saja Noreum yang berkembang terbagi menjadi beberapa aliran. Yang paling populer adalah Bukcheong Saja Noreum yang berasal dari kabupaten Bukcheong, Provinsi Hamgyeong Selatan (sekarang di Korea Utara). Ciri khas dari pertunjukan Bukcheong Saja Noreum adalah adanya iringan musik dari "Tungso", yaitu seruling bambu tradisional Korea yang memiliki 5 lubang.Â
Sedangkan, Saja Noreum yang berkembang di Gyeonggi-do, umumnya diiringi oleh iringan 3 alat musik petik dan 6 alat musik tiup, formasi alat musik ini dikenal sebagai  "Samhyeon Yukgak". Lalu, Saja Noreum di kawasan Gyeongsang-do biasanya diiringi oleh Kkwaenggwari (gong kecil).
Sumber: satu, dua, tiga, empat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H