Soalnya, banyak sekali teman saya yang punya hobi "berlomba-lomba terlihat malas, tapi dapat nilai bagus". Dibalik itu, kita kan tidak tahu bagaimana sebenarnya dia belajar.
Mengakunya belajar SKS tapi dapat nilai 100, ini malah sepatutnya dicurigai. Apa jangan-jangan dia nyontek? Kalau bukan, apa rahasianya?
Yang berani, boleh saja coba meniru. Dijamin tidak akan pernah dapat nilai lebih tinggi dari teman kalian itu.
Saya pernah coba sekali, meniru gaya belajar teman. Bukan meniru belajar SKS ya!Â
Saya amati teman saya waktu datang ke kosannya untuk belajar bersama. Tapi hasilnya, saya cuma dapat 80 dan teman saya dapat nilai lebih tinggi, 85.
Dengan demikian, bukannya kita tidak boleh meniru, melainkan kita tidak bisa meniru "diet" belajar teman secara mentah-mentah.Â
Ada 3 alasan yang mendasar, yaitu 3KÂ (Kemampuan, Kesukaan, dan Kebiasaan).
1. Kemampuan
Porsi makan setiap orang berbeda-beda, ada yang besar, ada yang kecil. Kecepatan setiap orang makan juga berbeda, ada yang cepat dan ada yang perlahan-lahan. Belum lagi, kemampuan tubuh setiap orang untuk menyerap nutrisi dari makanan yang dimakan juga sangatlah berbeda.
Belajar pun sama. Kemampuan belajar setiap orang berbeda-beda.
Ada yang lebih baik belajar dengan porsi sedikit dan ada yang mampu belajar dalam porsi besar.Â
Ada yang tingkat konsentrasinya rendah, sehingga butuh waktu untuk belajar lebih lama, dan ada pula yang memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi, sehingga cukup belajar dalam waktu yang lebih singkat.
Selain itu, daya ingat setiap orang berbeda-beda. Bagi orang yang memiliki ingatan fotografis, mungkin bisa saja dia berhasil mengingat seluruh pelajaran dalam sekali baca. Namun nyatanya, berapa banyak orang di luar sana yang memiliki ingatan fotografis?