Tidak ada anak yang minta dilahirkan dengan kebutuhan khusus. Namun sebagai orang tua, merawat dan membesarkan anak-anak kebutuhan khusus memiliki tantangan tersendiri.
Tantangan terbesar bagi orang tua tidak lain dan tidak bukan, UANG.
Selain kasih sayang, perhatian, dan kesabaran, uang juga diperlukan. Baik untuk biaya pengobatan, terapi, pendidikan, dan juga kebutuhan sehari-hari, seperti makanan dan pakaian.
Akan tetapi, apa yang terjadi jika orang tua tidak memiliki kapasitas untuk merawat anaknya yang berkebutuhan khusus?
Yang terjadi, bisa jadi seperti berikut...
Kasus di Bekasi: Ketika Anak Perlu Perlindungan dari Orang tuanya Sendiri
Tepat pada tanggal 23 Juli 2022, ketika kita merayakan Hari Anak Nasional, muncul berita bahwa seorang anak dipasung oleh kedua orang tuanya--ayah kandung dan ibu tiri.Â
Sang anak, berinisial R dan berumur 15 tahun, tampak kurus akibat kekurangan makan dan mengalami kekurangan gizi. Selain itu, terlihat bekas memar pada anggota tubuhnya akibat kekerasan menggunakan benda tumpul.
Kedua orang tua R berdalih penyiksaan ini dapat dijustifikasi karena sang anak sering menghabiskan makanan di rumah.
Yang lebih mengejutkan lagi, sang ibu tiri merupakan pengajar di suatu sekolah berkebutuhan khusus.
Akhirnya mereka pun dijerat dengan Pasal 77 B juncto Pasal 76 B atau Pasal 80 juncto Pasal 76 C Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
Sungguh miris...
Faktor ekonomi menjadi penyebab penelantaran kekerasan terhadap anak.
Dibandingkan dengan anak pada umumnya, anak berkebutuhan khusus (ABK) lebih rentan terhadap penelantaran dan kekerasan. Faktanya, hampir 70% ABK di Indonesia tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Karena alasan ekonomi, infrastruktur yang belum memadai, kurangnya pengajar, dan lain sebagainya.
Mengenali Anak Berkebutuhan Khusus
Semua anak berhak untuk dibesarkan dengan kasih sayang, terutama anak berkebutuhan khusus (ABK):
Anak yang mengalami keterbatasan/keluarbiasaan baik fisik, mental-intelektual, sosial, maupun emosional yang berpengaruh secara signifikan dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.Â