Selanjutnya, kemajuan sektor pariwisata berdampak pada terbukanya lapangan pekerjaan baru dan kedatangan investor asing. Mendatangkan devisa dan mengurangi kemiskinan.
Sekali dayung, dua tiga pulau terlewati.Â
Tanpa pajak yang menjadi pemasukan, pembangunan tidak akan terjadi.
Belajar dari Sri Lanka tentang Pentingnya Pajak sebagai Sumber Pendapatan Negara
Apa yang akan terjadi bila kebanyakan masyarakat Indonesia tidak membayar pajak?
Secara realistis, kita bisa belajar dari kebangkrutan Sri Lanka.
Pandemi COVID-19 ditambah dengan perang Rusia-Ukraina, telah menghambat distribusi komoditas dan barang, serta menghambat proses produksi. Hal ini memberi dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi global, karena keterlambatan produksi dan distribusi memicu kenaikan harga barang, mulai dari pangan hingga barang-barang teknologi, seperti chip.Â
Lebih fatalnya lagi, hal ini memicu inflasi yang berakhir dengan pailitnya suatu negara, Sri Lanka.
Pandemi memberikan pukulan keras pada Sri Lanka yang mayoritas pendapatannya berasal dari kegiatan ekspor tanaman pertanian, seperti kopi, karet, teh, dan rempah-rempah.Â
Di sisi lain, sektor pariwisata yang menjadi sumber devisa kedua negara ini juga tidak berjalan karena Sri Lanka menutup perbatasannya bagi orang asing selama pandemi, menyebabkan turunnya pendapatan negara.
Sudah begitu, di tengah kondisi yang sulit karena minimnya pemasukan, presiden Sri Lanka, Rajapaksa, tetap melakukan pemotongan pajak sesuai janji politiknya meskipun utang negara terus membengkak.Â
Alhasil, perekonomian Sri Lanka menjadi lumpuh. Sri Lanka tidak mampu untuk membayar seluruh utangnya dan harus dinyatakan bangkrut.