Menurut United Nation Convention to Combat Desertification (UNCCD), kekeringan telah membunuh 650 ribu jiwa sejak tahun 1970 hingga 2019. Dan sebanyak 55 juta orang merasakan efek samping dari kekeringan, di mana anak-anak dan wanita menjadi korban utamanya.
Berikut ini adalah gambaran negara yang merasakan dampak dari kekeringan dalam 2 tahun terakhir (2020-2022).
Bahkan Indonesia menjadi salah satu negara yang dianggap cukup rentan terhadap kekeringan di tahun 2022.
Seluruh dunia sedang berpacu dengan waktu untuk melawan laju degradasi tanah dan kekeringan. Deforestasi dan perubahan iklim menjadi faktor utama yang mendorong percepatan degradasi tanah dan kekeringan.
Jadi, apa yang bisa kita lakukan?
Bagi kita yang sadar, mari kita bersama-sama menyebarkan kesadaran akan pentingnya tanah dan apa itu degradasi tanah, serta dampaknya.
The atmosphere, the earth, the water and the water cycle - those things are good gifts. The ecosystems, the ecosphere, those are good gifts. We have to regard them as gifts because we couldn't make them. We have to regard them as good gifts because we couldn't live without them.
 -Wendell, Berry
Mulai dari hal kecil di sekitar kita
Belajar dari China yang telah berhasil menyulap gurun menjadi hutan. Mereka tekun menanami gurun dengan pohon!
China telah membuktikan bahwa mengubah gurun menjadi hutan bukanlah hal yang tidak mungkin. Namun, kegiatan itu sungguh memakan waktu dan membutuhkan biaya yang besar. Jadi, kenapa Indonesia harus menunggu berubah jadi gurun baru mulai menanam? Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati? Lebih baik menanam pohon sebelum kehilangan tanah subur!
Pohon dapat membantu meningkatkan ketersediaan air. Akar-akar pohon dapat mengikat tanah, mencegah tanah tertiup angin dan terhempas oleh air (mencegah erosi), serta mengikat air dalam tanah.Â