Setiap pagi mama saya punya aktivitas untuk merawat tanaman hias di teras rumah. Baik dari yang daunnya kecil sampai besar, yang daunnya tebal seperti kulit maupun yang bertekstur beludru. Semua tanaman hias diperiksa satu-persatu, apakah ada kutu atau tidak.Â
Hari itu, setelah papa saya berangkat bekerja tiba-tiba tetangga sebelah rumah datang berkunjung dan melakukan konsultasi kecil-kecilan pada mama saya. Ternyata dia ingin mengadopsi seekor anjing sebagai hewan peliharaan. Lalu, mulailah dia menembakan berbagai pertanyaan kepada mama saya, yang dianggap sebagai senior dalam dunia memelihara hewan peliharaan.
Tetangga: "Tante, aku mau adopsi anjing nih. Menurut Tante, mending pilih anjing yang kayak gimana ya? Aku suka anjing yang ini tante."
Mama Saya: "Ya, terserah aja. Kalau nggak mau repot motongin bulunya, lebih baik pilih yang bulunya pendek. Kalau bulunya panjang harus rajin dipotongin terus biasanya suka rontok. Anjing saya kan shihtzu, Kimmy, Boni, dan Candy, semuanya saya sendiri yang mandiin dan potongin ."
Tetangga: "Wah, tante hebat juga ya. Jago potongin sendiri. Memangnya kenapa nggak dibawa ke salon, tante?"
Mama Saya: "Yah, soalnya pernah dulu dibawa ke salon di sebelahnya pet clinic dekat sini, pulangnya malah kutuan. Pernah juga pakai salon yang panggil ke rumah. Itu juga sama saja, kena kutu juga."
Tetangga: "Oh iya, kalau kutu itu gimana cara ngatasinnya tante? Kan anjingnya tante ada 3 nih..."
Mama Saya: "Sekarang anjing saya semuanya nggak ada kutunya. Biasanya jadi ada kutu kalau dibawa jalan keluar. Obat kutunya pakai yang tetes di bagian tengkuk. Pakai merk X yang bagus tapi biasanya mahal, harganya 100 ribuan. Kalau nggak, pakai merk Y boleh juga dan harganya lebih murah."
Tetangga: "Oke. Terus kalau makanannya bagusnya apa ya, tante?"
Mama Saya: "Kalau mau bagus kasih dog food merk RC, supaya stamina dan daya tahan tubuhnya bagus, anjingnya juga jadi sehat. Terus kalau makanannya bagus, pup-nya juga kering dan nggak terlalu bau. Gampang bersihinnya."