Ruang lain di sebelah kanannya biasa digunakan bagi bara musafir yang akan beristirahat atau menunaikan sholat. Di sana juga sering diadakan kajian keislaman. Bagian lain ada perpustakaan, saya sendiri baru sekali masuk ke perpustakaan itu.
Lantai dua masjid biasa digunakan untuk acara mabit. Semasa muda dulu, saya pernah ikut mabit di lantai 2 masjid ini. Nah, bagian luas lain adalah aula, yang biasa disewakan untuk acara pernikahan atau acara lain.
Saya bersyukur masjid ini dibangun bukan untuk karena alasan megah-megahan saja. Lebih dari itu, masjid ini menjadi cagar budaya, tempat peristirahatan, mencari ilmu, dan tentu saja tempat beribadah kepada Allah swt.
Masjid Cheng Ho
Masjid Cheng Ho Palembang dibangun di atas tanah seluas 4.990 m2, hibah dari Syarial Oesman yang kala itu menjabat gubernur Sumatra Selatan. Masjid memiliki lahan utama seluas 40m2 ini memiliki dua lantai. Lokasinya di Perumahan Amin Mulia, Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan.
Bangunan masjid Cheng Ho berukuran sekitar 20x20 meter dengan luas lahan sekitar 4.990 meter persegi. Masjid ini mampu menampung sekitar 500 jamaah. Penamaan masjid Cheng Ho digunakan sebagai upaya untuk mengenang pelayaran Laksamana Cheng Ho di kawasan nusantara.
Kesan pertama saya saat melewati gerbang masjid ini, yaitu adanya nuansa Tiongkoknya. Bangunan luar dan dalam masjid didominasi dengan warna merah yang biasa digunakan pada bangunan Tiongkok.
Di gerbang atau gapura masjid  "Masjid Muhammad Cheng Hoo", lengkap dengan aksara Mandarin.
Berada di dalam masjid membuat tubuh terasa adem alias sejuk. Udara masuk dengan bebas melewati ventilasi udara. Rasanya tidak ingin pulang ketika mampir ke sana.
Kedua masjid tersebut hanyalah dua masjid besar yang menjadi ikon di Palembang. Ada banyak masjid lain yang bisa dijadikan tempat bertafakur dan berwisara sejarah. Sebab, sebagian masjid memiliki sejarah yang berkontribusi akan keberadaan Palembang.
Buat teman-teman yang berniat menjelajahi nusantara, terutama Palembang, yuk mampir ke sini. Jadi, teman-teman bisa berjalan menyusuri danau OPI, lalu mampir ke masjid Cheng Ho. Lalu, rasakan perbedaannya. Nuansa megah dan 'wah' pasti ada pada saat melihatnya, tapi jangan sampai kita menelu-elukan keindahannya. Keindahan sebuah masjid bila tidak disertai tujuan utama yang jelas, maka akan terkesan pemubaziran saja.
Bila kemegahan dan keindahan sebuah masjid dijadikan syiar untuk kebaikan dan kemaslahatan umat, maka tak mengapa. Namun, bila tidak, maka masjid bisa seperti kuburan. Semoga kita semua bisa memakmurkan masjid di mana pun kita berada.
Referensi:
10 Juni 2018. Kesultanan Palembang Darussalam: Syiar Islam di Sumsel Pasca Sriwijaya. Kumparan.com