"Tetaplah di sini, Ce. Di luar berbahaya," ucap ayahku sambil mengawasi keadaan di luar rumah. Ce Aling tidak bersuara. Hanya air matanya yang mengalir pelan membasahi pipi putihnya. Kasihan ce Aling, dia orang baik. Hanya oknum bermata sipit yang menghancurkan segalanya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!