Kejadian itu terjadi sebulan yang lalu. Lelaki yang dimaksud si gadis akhirnya datang menghadap kedua orang tuanya dan melamar si gadis. Rasa senang menghiasi si gadis dan kedua orang tuanya. Hari-hari menjemput impian sudah ada di dalam pikirannya.
"Persiapan sudah selesai semua, Kak?" tanya si ibu.
"Sudah dong, Bu! Kan banyak yang bantu." jawab si gadis mantap.
Hingga seminggu menjelang pernikahan, si gadis masih sibuk dengan persiapannya. Wajah si gadis semringah dan tampak lebih muda dari usianya. Rasa suka cita menyelimuti hatinya. Persiapan  untuk pesta, mulai dari hidangan sampai semua kebutuhan lainnya sudah 100% rampung. Tinggal menunggu hari pernikahan saja.
Tiga hari sebelum hari pernikahan, berita yang mencengangkan datang bak petir menyambar. Sesuatu yang tidak diinginkan pun terjadi.
"Kamu bersabar ya, Nak. Mungkin ini sudah takdir yang harus kamu lalui. Ibu tahu, kejadian ini begitu berat bagimu. Namun, akan ada hikmah dari semuanya," ucap sang ibu sambil memeluk si gadis yang tidak berhenti meneteskan air mata.
Hanya tinggal 3 hari saja si gadis bisa bersanding dengan lelaki pujaannya. Namun, harapan yang telah dipupuknya tinggallah kenangan. Semua hilang dengan kepergiaan sang pujaan, kembali kepada Pemilik jiwa dan raganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H