Kita fokus ke pernyataan Mbak tadi ya. Di dalam hati saya membenarkan pernyataannya itu. Pikiran saya terusik pada pernyataan si Mbak.
Saya: " Oh, gitu. Terus, katanya Mbak berharap Indonesia ini merdeka? Kan kita sudah merdeka, Mbak."
Aku malah bingung dengan jawaban si Mbak.
Mbak: "Maksudnya gini Ummi, Mbak ingin Indonesia itu merdeka, nggak ada lagi yang menjajah."
Saya: "Kan kita nggak lagi dijajah, Mbak."
Mbak: "Kita memang nggak dijajah lagi seperti di waktu Cut Nyak Dien ada, Ummi..."
Si Mbak menghentikan ucapannya. Saya jadi ingat beberapa minggu sebelum hari kemerdekaan RI ke-76, saya dan anak-anak sudah rampung membaca cerita tentang Cut Nyak Dien. Mbak masih teringat dengan cerita itu. Sepertinya cerita itu begitu membekas di hatinya.
Saya: "Lalu dijajah apa dong?"
Saya penasaran kembali dan menunggu jawabannya.
Mbak: "Kita dijajah virus covid, Ummi. Mbak harap virus ini segera hilang. Mbak pengen sekolah seperti dulu. Bu guru pasti sedih nggak bertemu dengan murid-muridnya. Bagaimana mau dicintai muridnya ya Ummi kalau nggak pernah bertemu?"
Makjeb, betul. Menjadi seorang guru memang cita-cita si Mbak. Namun, melihat kenyataan yang ada, peran serta guru belum begitu dirasa. Ya, menjadi seorang guru yang dicintai adalah cita-citanya. Dia berharap bisa menjadi guru yang mampu mengemban tugas dengan baik.