"Biarlah, di sana masih ada bunga kopi," kata Kupu-kupu menghibur dirinya sendiri.
Belumlah sampai, Kupu-kupu melihat segerombol lebah terbang menuju bunga kopi. Hati Kupu-kupu hancur. Rasa kecewa membuatnya bersedih dan menangis.
"Andai saja aku tadi tidak berdiam diri. Andai saja aku mengambil kesempatan di depanku. Andai saja aku memanfaat apa yang ada semampuku. Pasti aku tidak kehilangan maduku. Oh, nasibku sungguh malang!"
Kupu-kupu menggerutu sedih. Namun, semua sudah berlalu.
Cerita fabel di atas menceritakan agar mensyukuri kesenangan yang ada di sekitar. Ambil setiap kesempatan yang terdekat karena kesempatan hanya datang sekali.
Berceritalah selagi bisa. Ceritakan sesuatu yang baik untuk anak-anak kita. Karena pada dasarnya penanaman moral dan akhlak yang baik akan membantu mereka ketika besar nanti.
Berusahalah menyajikan cerita yag membuat mereka senang. Namun, jangan lupakan amanat cerita yang akan disampaikan. Pesan atau amanat cerita terkadang tertulis atau diucapkan dengan lugas. Namun, jika anak belum bisa menemukan amanat cerita, bisa jadi cerita yang kita sampaikan terlalu membingungkan bagi mereka.
Bacakanlah cerita dengan gaya penceritaan yang mereka sukai. Kita bisa mengubah suara kita dengan suara yang berbeda-beda. Tingkat besar-kecilnya suara pun harus kita atur sehingga anak-anak tidak bingung pada tokoh cerita.
Dari bercerita bersama anak sebelum tidur, ternyata bercerita dapat memberikan semangat tersendiri setelah bangun. Yang jelas, sejak dimulai bercerita dengan anak dan anak mendengarkan cerita, mereka lebih antusias dengan buku cerita. Hasilnya, sekarang anak-anak secara verbal sudah bisa membuat cerita sendiri versi mereka. Artinya, kemampuan atau kecerdasan verbal pada anak bisa kita latih sejak dini.
Membahagiakan anak sangat mudah, dengan bercerita tentang hewan kesayangan, mereka akan merasa senang.Â
Selamat bercerita dan menikmati kebersamaan dengan putra-putri tercinta.