Mohon tunggu...
MELGI ARDI
MELGI ARDI Mohon Tunggu... Ilmuwan - Akademika

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

RUH adalah CINTA

14 Juli 2024   02:09 Diperbarui: 14 Juli 2024   02:09 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dalam kepemimpinannya Ruh tidak hanya sekedar memberikan gharizah iman kepada ruhani namun nun jauh daripada itu ruh mampu memberikan pancaran signal

Jika semesta ditaqdirkan dengan cinta, mengapa selalu ada airmata yang mesti tertumpah jatuh membasahi tanah tempat manusia berpijak, jika semua ditaqdirkan dengan cinta mengapa selalu ada kaum tertindas yang dengan sengaja mati membusuk dikolong kolong jembatan bahkan berjuta kejadian dimuka bumi secara sumpah serapah mencoba membela sang kekasih yang dicintainya., mengapa ??

pujangga ternama nun jauh dikeramaian pernah menghentakan naluri penulis, ia pernah berkata dalam bisikan pelannya bahwa maqam tersulit untuk mendefinisikan sebuah cinta adalah cinta itu sendiri sebab cinta lahir bukan dari alam idea ataupun dari narasi-narasi lepas yang penuh retorika semu, namun jika engkau ditanya tentang cinta cukuplah diam dan menangislah karena pertanyaan cinta dari seseorang tersebut yang tidak sengaja akan mencabik-cabik ruhmu sampai kepada singgasana keabadian.

Kali ini  saya nak cuba sematkan cinta namun bukan berawal dari konsep yang dibangun oleh kaum sosialisme utopia, sebut saja Thomas more (1561M), Voltaire (1759) atau robert Owen (1858) yang sampai hari ini tidak menemui titik temu dan akan berujung pada paradoks nilai. Melainkan tersematnya cinta menurut A.M Ridwan terletak pada Ruh itu sendiri.

Maka terjawab sudah jika semesta ditaqdirkan dengan cinta maka jawabannya adalah RUH itu yang terletak pada dirimu dan pada diri lainnya entah itu ungkapan untuk mufrad, tasniyah ataupun jama' yg melebur. itulah kunci perdamaian sebenarnya yang selalu kita impikan. Ruh adalah jalan satu-satunya untuk kita kembali yang mana telah terlalu jauhnya akan perjalanan akal yang selalu terjebak akan berjuta indikasi ataupun alam idea yang selalu menarik narik dan memberikan was-was cooperative.

A.Pendahuluan
Memang sudah sejak purbakala sampai dengan sekarang dan yang akan datang sekalipun, persoalan ruh ini menjadi suatu persoalan yang belum dapat dipecahkan secara tuntas. Bahkan dizaman nabi sekalipun pernah dipertanyakan perihal ruh maka turunlah Qs. Al-Isra' ayat
85 yang memberikan pengertian seperti ini "ruh adalah urusan tuhanku dan tidaklah diberi pengetahuan melainkan sedikit. Menurut H.A.M Ridwan dalam buku karanganya ilmu ruku' dan sujud menerangkan bahwa kalimat yang berartikan melainkan sedikit dapat ditafsirkan "masih terbatas sekali" namun pintu untuk menyelidiki ruh tersebut masih terbuka luas dalam dunia islam. 

Apabila sejenak kita pikir panjang dan berenung dalam akan sabda nabi Muhammad SAW tentang ruh. Ruh itu adalah pasukan-pasukan yang tersembunyi dan dapat dikerahkan. Disini maksud dari kata pasukan tersebut dapat ditafsirkan dengan sumber energy. Dan perkataan barangsiapa yang mengenali tentang sifat, watak dan kemampuannya yang termaktub didalam al-quran dan dilandaskan dengan hadits maka terjawablah sudah apa yang menjadi keambiguan selama ini dan menjadi sebuah makna dalam pada sebuah peradaban hakiki. Kajian ini mencoba menguak misteri ruh dalam sudut padang A.M Ridwan dalam sebuah kepemimpinannya. Memang tidak sedikit kaum akademika membahas hal tersebut dengan pelbagi tafsiran dan sudut pandang tokoh klasik hingga modern namun yang membedakan pembahasan kali ini dan sebelumnya adalah tentang kerja ruh dan potensi-potensi yang telah ditetapkan oleh hukum-hukum yang melekat pada dirinya.


B.Ruh dan sifatnya
Kata ruh ditemukan dalam alquran sebanyak 22 kali 14 dari keterangan tersebut bahwa kata ruh mempunyai makna pertolongan sebanyak 3x, ruh dengan makna jibril 11x, ruh dengan makna wahyu 1x, ruh dengan makna alquran 1x dan selebihnya ruh dimaknai sesuatu yang ada pada manusia atau diri kita. Menurut kamus al-munawwir  kata ruh terkadang dimaknai dengan wahyu dan juga terkadang diartikan dengan hukum-hukum Allah yang mengikat atau perintah. Sedangkan ruh dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan sesuatu yang diciptakan tuhan sebagai penyebab adanya hidup. 

Disini penulis menyimpulkan dengan adanya hidup maka terjadilah kehidupan dengan adanya kehidupan terbitlah penghidupan. Diperkuat oleh ibnu Qasyim Al-Jauzi menurutnya penggunaan ruh lebih merujuk pada sesuatu yang hidup, bergerak dan berilmu. Pembahasan redakasi ruh dalam prespektif penciptaannya dan hukum-hukumnya bagi masing-masing mereka berbeda-beda sebab menurut A.M. Ridwan pada saat penyempurnaan kejadian makhluk seperti yang telah dibahas pada pembahasan sebelumnya dimana penguasaan alam ini diberikannya atas dasar kekuatan la illaha illa allahu yang hidup, kuasa, melihat, mendengar kepada ruh ciptaannya dengan amr/ perintah. Ruh tersebut berkata-kata, berkemauan dan berilmu yang mana tidak satupun informasi tersebut diketahui selain kepada ruh tersebut, lihat surat. 66 ayat 12, surat 21 ayat 91 dan surat 5 ayat 59.

C.Kepemimpinan Ruh
Ada diantara manusia beranggapan bahwa ajaran Islam hanya mengatur perihal soal soal hukum-hukum ibadah, muammalah dan keyakinan saja dan sedikit membahas mengenai peristiwa-peristiwa alam ditinjau dari peradaban dan ilmu pengetahuan lainnya. Padahal sebenarnya tidaklah demikian sebab didalam kitabullah jauh-jauh pemberitaan terutama ayat ayat yang turun kejiwa rasulullah saat ketika beliau ke mekkah penuh dengan ayat-ayat yang memberikan dasar-dasar pengertian pokok tentang rahasia-rahasia peristiwa dan kebendaan.

Demikian pula sabda-sabda nabi yang menjadi pelengkap dari penjelasan al-quran sehingga oleh orang-orang yang hidup beratus tahun kemudian dapat mengembangkan dan menyusunnya menjadi bermacam-macam cabang ilmu pengetahuan yang kita kenal sekarang ini. Lihat surat  22/46, 58/11, 16/82 dan 2/17, 3/47, 6/73, 6/102, 16/40 dan 40/68.

Sedemikian besar seharusnya keyakinan kita kepada kebenaran sabda Allah sehingga kita kurang memperhatikan. Bagaimana kemungkinan suatu ucapan sabda dapat mewujudkan suatu benda, baik dengan bahan permulaan ataupun tanpa bahan sesuatu baik berlandaskan hukum pasti yang ada maupun keluar dari hukum-hukum pasti tadi. Inilah yang jarang kita perhatikan, apalagi kita fikirkan sehingga keyakinan kita kepada kekuatan sabda Allah tegasnya kepada kekuasaan Allah tidak dapat mencapai tingkat keyakinan yang sebenarnya. Lain halnya bila kita dapat memahami, mengapa ucapan atau sabda dapat mewujudkan sesuatu benda atau suatu peristiwa. Pasti kita menyadari betapa hebatnya kekuasaan Allah dan betapa Maha besarnya Allah. Disana kita akan meyakini sebenarnya Allah, disana kita benar-benar dapat tawaqal serta berserah diri kepadanNya. 

Manusia diciptakan Allah berupa tubuh jasmani dan ruhani dalam bentuk yang amat sempurna, indah dan amat mengaggumkan bahkan kemampuan-kemampuannya yang sampai detik ini dirasa. Itulah kata yang tepat untuk seorang khalifah dimuka bumi. Oleh karena itulah selayaknya kita hanya bersyukur dan berterimakasih kepada-Nya. Lebih-lebih kita dapat mengetahui susunan kemampuan-kemampuan yang tersembunyi dalam RUH, diri niscaya kita akan benar-benar berserah diri dan tawaqal kepada Allah serta yaqin akan kebesaran dan kekuasaaNya.

Mengenai kemampuan Ruh seperti pembahasan yang sudah-sudah sebenarnya nabi kita Muhammad SAW telah memberi petunjuk kepada kita dengan sabdanya, bahwa ruh adalah pasukan-pasukan yang dapat dikerahkan, maka barangsiapa yang mengenalinya maka tersusunlah kekuatan di jiwanya atau perbuatanny dan siapa yang mengingkarinya maka berselisihlah dia.

Kemudian ditumpangi dengan hadits qudsi yang bunyinya "kami menyertai hambaku selagi ia ingat kepadaku dan kedua bibirnya seakan-akan menggerakan kami. Dalam keterangan dua hadits diatas penulis menyimpulkan bahwa ruh itu merupakan suatu kekuatan atau energy yang dapat dikerahkan apabila kita mengenali sifat, watak dan kemampuan kemampuan ruh tersebut dengan izin Allah sehingga akhirnya mempunyai kekuatan daya yang dipengaruhi gerak dan daya cipta dengan keadaan jiwa sebenarnya.

Sedangkan dalam hadits kedua dapat disimpulkan bahwa selalu berhubungan atau ingat kepada allah segala doa, ucapan sekan-akan menjadi sabda Allah sudah pasti ucapan atau kehendak akan menjadi kenyataan. Jadi dengan ingat selalu kepada allah dan senantiasa kewajiban-kewajiban akan meningkatkan kita disisi-Nya. Dan keterangan diatas adalah cara sebaik-baiknya untuk mempuk jiwa, sehingga jiwa mampu melepaskan diri dari pengaruh tubuh jasmani dan dengan cara sebaik-baiknya cara untuk menempatkan diri sebagai Wali Allah ditingkat derajat yang mulia yang disebut Insan Kamil.


D.Penutup
Pandangan A.M Ridwan dalam buku karangannya Ilmu Ruku' dan Sujud. Beliau adalah tokoh kharismatik yang popular di Indonesia abad 20 dengan gelar Doktor (HC) Ruh yang diraihnya oleh kerajaan saudi. Adapun ruh menurut H.A.M Ridwan merupakan Energy yang berfungsi sebagai pusat inti gerak yang mampu menyalurkan daya-daya kepada Ruhani dan Jasad. Dalam kepemimpinannya Ruh tidak hanya sekedar memberikan gharizah iman kepada ruhani namun nun jauh daripada itu ruh mampu memberikan pancaran signal kepada alam tentang berita-berita sebuah peristiwa yang sedang atau akan terjadi. 

(Disusun oleh Melgi Ardi, S.Ag, M.E dan Eka Rinaldo - Padang)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun