Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sudah Ditemukan Obat untuk Covid-19, Benarkah?

16 April 2020   21:20 Diperbarui: 17 April 2020   07:26 1843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Miguel Á. Padriñán dari Pixabay

Dalam keadaan umum, biasanya dokter akan memberikan obat-obatan anti radang untuk meredakan gejala yang dirasakan. 

Namun dalam kasus ketika dicurigai terinfeksi SARS-CoV2, maka pemberian anti radang sangat hati-hati dan dipertimbangkan oleh dokter, karena peradangan sendiri diperlukan untuk menghancurkan virus yang menyerang tubuh manusia. 

Virus harus memiliki sel inang agar bisa hidup dan memperbanyak diri. Saat virus menginfeksi sel yang dalam tubuh manusia, maka terjadi sintesis protein yang tujuannya adalah memperbanyak diri dan akan menginfeksi sel sehat lainnya.

Proses inilah yang coba dihentikan oleh sistem imun bawaan dengan cara memproduksi suatu protein kecil yang disebut dengan sitokin. 

Sekelompok sitokin yang diekspresikan oleh sel darah putih (leukosit) disebut dengan interleukin yang bertanggung jawab sebagai komunikasi antar sel darah putih antara lain kemokin dan interleukin untuk segera beraksi. Kemokin akan melakukan kemotaksis dengan cara menyelubungi virus yang ada sehingga menjadi tidak aktif. 

Sedangkan interferon merupakan suatu antivirus yang sangat ampuh mencegah virus melakukan sintesis protein ke sel inang yang diinfeksinya. Selain itu juga dilepaskan faktor pertumbuhan dan faktor sitotoksik.

Sitokin dan senyawa kimia lainnya mengerahkan sel-sel imun ke tempat infeksi dan menyembuhkan jaringan yang mengalami kerusakan yang diikuti dengan pemusnahan virus.

Peristiwa sistem imun diatas tadi harus seimbang, tidak boleh over respon/respon rendah ataupun under respon/respon berlebih. Bisa saja terjadi respons rendah pada kasus pasien dengan imunitas yang turun misalnya lanjut usia, kelelahan, dalam terapi obat-obatan penekan sistem imun, penyakit HIV/AIDS, memiliki penyakit kronik (penyakit ginjal kronik, kencing manis, darah tinggi dll) sehingga corona virus yang masuk tidak optimal dimusnahkan sehingga virus menjadi berkembangbiak. 

Bisa juga terjadi repon berlebih, dalam hal ini sitokin yang merupakan bagian dari sistem imun bawaan menjadi hiperaktif (disebut dengan badai sitokin) sehingga bukan hanya merusak virus tetapi juga merusak sel, jaringan dan organ disekitar.

Hal inilah yang menyebabkan seseorang menjadi stres pernafasan, gagal nafas, kegagalan organ penting lain yang berakibat pada kematian. 

Selain peradangan, terdapat komponen selular yaitu sel darah putih (leukosit) yang bertindak sebagai organisme bersel satu yang merupakan pertahanan penting pada sistem imun bawaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun