Kopi merupakan kata yang populer, namun kenyataannya banyak persepsi keliru tentang kopi yang dipercaya oleh masyarakat. Suka atau tidak suka, dewasa ini kopi menjadi sebuah gaya hidup. Menyeruput kopi di pagi hari tidak hanya menjadi sebuah kebutuhan untuk memberikan semangat dan tenaga, namun juga menjadi suatu hobi dan media sosial bagi para masyarakat dan pebisnis.Â
Kafein yang merupakan kandungan utama kopi memiliki banyak manfaat, ada beberapa persepsi yang sebenarnya keliru namun jamak diyakini oleh masyarakat.
Kafein Bukan Zat Adiktif
Berbeda dengan nikotin pada rokok di mana zat tersebut berperan sebagai neurotransmitter (penghubung komunikasi antar sel saraf) di otak sehingga ketika seseorang tidak merokok maka nikotin tidak mencukupi kadarnya dalam darah dan menyebabkan efek kecanduan, maka kafein lebih bekerja sebagai stimulan sehingga memacu sel saraf otak untuk lebih aktif dan waspada. Sebenarnya kafein adalah salah satu unsur yang aman terutama jika diminum dalam batas yang normal.
Beberapa pecinta kopi menyangkal hal tersebut dengan menyatakan bahwa jika tidak meminum kopi maka aktivitas mereka pada hari itu akan terasa lesu. Nah inilah yang disebut dengan sugesti yang telah bercampur dengan efek kafein tersebut. Jika tidak meminum kopi, mereka akan merasakan efek nyeri kepala, lesu dan sulit berkonsentrasi. Namun yang harus digarisbawahi secara media ini bukan candu, walaupun mereka menyebutnya kecanduan kopi.
Kapan waktu dan dosis yang tepat minum kopi?
Bagi pecinta kopi, pertanyaan ini bukanlah pertanyaan yang penting. Bagi mereka meminum kopi bisa kapan saja dan di mana saja terutama jika suasanya sangat cocok untuk meminum kopi.
Tetapi bagi peminum kopi pemula, pertanyaan tersebut sangat membantu untuk membentuk kebiasaan minum kopi setiap hari.Â
Sebelum kita menjawab pertanyaan di atas, marilah kita mengenal terlebih dahulu dengan yang namanya hormon kortisol yang ada di dalam tubuh manusia. Kortisol merupakan hormon alam tubuh manusia yang diproduksi salah satunya berfungsi untuk menjaga stabilitas mood manusia. Ketidakseimbangan hormon ini menyebabkan mood seseorang menjadi terganggu seperti depresi dan cemas. Selain itu kortisol juga berperan dalam meningkatkan metabolisme dan aktivitas sel manusia.Â
Secara normal kortisol setiap hari diproduksi dalam jam yang sama yaitu setelah tengah malam, dan hormon ini mencapai puncaknya di pagi hari antara pukul 8-9 dan sore hari antara pukul 4-5 dan selanjutnya kadarnya menurun melewati jam itu. Pada saat puncak tersebut, tubuh tidak memerlukan zat stimulan dari luar salah satunya adalah kopi.
Kita ketahui bersama bahwa penyerapan kafein masuk ke dalam sirkulasi darah kurang lebih 45 menit setelah minum kopi. Jika melihat dari penjelasan di atas, waktu yang tepat menimun kopi adalah setelah jam puncak dari hormon kortisol.
Melihat efek penyerapan kafein tersebut, maka direkomendasikan waktu yang tepat meminum kopi antara pukul 9-10 pagi dan 5-6 sore.
Sedangkan dosis kafein yang normal berkisar antara 200-300 mg atau setara dengan 2-3 cangkir black coffee. Pada dosis tersebut tubuh masih dapat melakukan distribusi dan eliminasi kafein secara normal dalam tubuh.
Yang perlu diperhatikan bahwa pada minuman berenergi banyak yang dicampurkan kafein sebagai stimulan, selain Taurin sebagai zat utama minuman berenergi. Badan keamanan makanan dan obat Amerika (FDA) memberikan batasan bahwa kasar kafein pada minuman berenergi maksimal 71 mg per 12 oz. Namun ternyata masih ada beberapa produk minuman berenergi dengan kandungan kafein di aras 100 mg.
Dosis yang berlebih menyebabkan gangguan fisiologis tubuh antara lain detak jantung yang menjadi tidak reguler, tekanan darah meningkat dan gangguan kecemasan.
Berapa lama efek kopi bertahan?
Kalau berbicara tentang obat tentu orang akan menanyakan berapa lama efek obat akan bertahan atau yg disebut dengan durasi. Begitupun kafein juga memiliki durasi atau efek lama kerja zat tersebut.
Secara umum puncak durasi efek kafein rata-rata 4 jam, namun tiap individu berbeda. Setelah itu tubuh mulai melakukan mekanisme eliminasi atau pembuangan zat aktif tersebut. Efek kafein turun separuhnya antara 5-6 jam setelah minum kopi.
Menurut dokter James Lane dari Duke University School of Medicine yang telah melakukan penelitian tentang durasi kopi, menyimpulkan bahwa seorang perokok mampu menghilangkan efek kafein 3 jam lebih cepat dibandingkan dengan non perokok. Sedangkan wanita yang mengonsumsi pil KB, kafein dapat bertahan 4 jam lebih lama dibandingkan yang tidak menggunakan pil tersebut.
Selain itu pada wanita hamil, durasi efek kafein dapat bertahan sampai 10 jam terutama menjelang akhir kehamilan.Â
Tidur nyenyak setalah minum kopi
Ini adalah pernyataan yang benar. Yang harus diketahui bahwa kopi bukanlah pemberi energi, tetapi kopi sebenarnya pemacu/stimulan sel saraf untuk menggunakan energi tubuh yang sudah tersedia.
Saat seseorang meminum kopi dalam waktu dan dosis yang cukup, maka orang tersebut akan dapat secara maksimal menggunakan energi yang ada dalam tubuhnya untuk beraktivitas. Entah itu digunakan untuk aktivitas liburan jalan-jalan di kota wisata, kegiatan suatu acara yang memerlukan mobilitas tinggi atau untuk menunjang pekerjaan berat di lapangan.
Ketika energi yang digunakan habis dan durasi kafein dalam tubuh sudah menurun, maka tubuh akan menjadi lelah sepenuhnya sehingga ketika orang merebahkan dirinya malam hari, maka dia akan tertidur dengan nyenyaknya.
Semoga sedikit tulisan ini memberikan manfaat terutama pembaca yang ingin memulai minum kopi.
Salam sehat,
dr. Meldy Muzada Elfa
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI