Banyak kasus yang seharusnya tidak perlu pemberian statin, tetapi karena ketakutan yang sebenarnya tidak mendasar sehingga masyarakat terdorong mengonsumsi obat tersebut. Padahal efek samping seperti miopati (gangguan otot) dan gangguan pencernaan sering dilaporkan sebagai efek samping penggunaan obat ini.
Penutup
Penulis mengharapkan dengan tulisan ini masyarakat lebih mengetahui kapan periksa kadar kolesterol dan bagaimana saat tepat seharusnya seseorang mendapatkan terapi. Sehingga tidak terjadi konsumsi obat yang tidak tepat.
Perlu diingat, gangguan pembuluh darah akibat kolesterol terjadi secara bertahap. Penyakit jantung koroner, stroke ataupun penyakit pembuluh lainnya yang didapatkan sekarang adalah akibat gangguan kadar lipid/gangguan koleterol yang diderita sejak beberapa tahun yang lalu. Tidak terjadi secara instan.
Dan perlu diingat, nyeri-nyeri otot ataupun nyeri sendi bukanlah pertanda seseorang memiliki kadar kolesterol yang tinggi, Hal ini hanyalah kepercayaan yang benar-benar diyakini secara turun termurun.
Selamat Hari Raya Idul Adha, 10 Zulhijjah 1437 H. Selamat menikmati daging kurban....
dr. Meldy Muzada Elfa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H