"Saya sependapat dengan teman sejawat saya, jika melihat semua hasil pemeriksaan yang ada, Anda didiagnosa kanker paru," ucapku dengan sedikit berhati-hati menjaga intonasi kata.
Terlihat perubahan raut muka bu Dian, dari yang awalnya harap-harap cemas menjadi kecewa.Â
"Dan... memang benar sudah stadium 4?" lanjutnya lagi sambil berusaha terlihat lebih tegar.
Sambil sedikit mengambil nafas panjang dan kembali mencoba mengatur kata, saya menjawab, "dari hasil ultrasonografi perut menunjukkan adanya penyebaran ke organ hati. Ketika kanker dari suatu organ dalam hal ini paru ibu menunjukkan penyebaran ke organ lain, maka stadiumnya adalah 4."
---------------------------
Ibu Dian Savitri adalah seorang wanita karir berusia 40 tahun yang sedang berada di puncak karir sebagai salah satu direksi dari perusahaan obat dari penanaman modal asing  (PMA) ternama di Indonesia. Sebagai seorang direktur pemasaran, perjalanan Jakarta-Paris adalah hal yang biasa ditambah berbagai kesibukan meeting yang menyebabkan dia lupa menjaga kesehatan diri. Karena kesibukannya tersebut jugalah menyebabkan dia sampai berumur 40 tahun masih berstatus singel. Pernah beberapa kali menjalin hubungan dengan teman lelaki, tetapi beberapa kali pula hubungan tersebut kandas karena alasan kesibukan yang menuntut mobilitas yang tinggi.Â
Gejala lokal karena kanker paru sebenarnya sudah dirasakan sejak 6 bulan yang lalu, dimulai dengan batuk-batuk ringan yang disangka hanya infeksi paru biasa dan memutuskan hanya membeli obat bebas sendiri. Namun dalam 3 bulan terakhir batuk tidak kunjung sembuh, terdapat beberapa kali batuk berdarah yang kadang disertai nyeri di dada kanan, akhirnya dia memutuskan medical check up ke dokter spesialis paru di salah satu RS Swasta ternama di Jakarta.
Pada awal pemeriksaan rontgen dada dan dilanjutkan pemeriksaan multislice computed tomography (MSCT) paru 3 bulan yang lalu, spesialis paru menyatakan bahwa terdapat gambaran homogen di paru kanan berdiameter kurang lebih 4 cm curiga tumor paru, sehingga disarankan untuk dilakukan pengambilan sampel dari tumor tersebut dengan menggunakan jarum halus yang ditusukkan melalui dinding dada dengan bantuan ultrasonography (USG) dinding dada yang nantinya sampel tersebut diperiksa secara mikroskopik oleh dokter ahli patologi anatomi untuk menunjukkan jenis tumor tersebut. Sebagai seorang wanita karir dengan tingkat edukasi yang baik, ibu Dian dapat mengerti dan mengikuti semua prosedur yang telah direncanakan.
Hari yang ditunggupun datang, 2 hari setelah tindakan tersebut telah keluar hasilnya. Di kesimpulan pemeriksaan tertulis "sel menunjukkan proses keratinisasi dan pembentukan 'bridge' intraseluler sesuai dengan gambaran karsinoma sel skuamosa". Ya... Bacaan hasil laboratorium patologi anatomi tersebut memberikan arti bahwa tumor tersebut adalah ganas.
"Jadi tumor tersebut termasuk kategori ganas? Artinya saya kanker paru? Kok bisa dengan usia saya masih 40 tahun sudah menderita kanker paru?" ucap bu Dian sedikit berteriak dan terkesan marah dengan penjelasan yang diberikan oleh dokter spesialis paru tersebut.
Dokter tersebut tidak segera menjawab, setelah mengambil jeda waktu beberapa menit, menunggu bu Dian menjadi lebih tenang, dia berucap "saya ikut prihatin dengan hasil pemeriksaan ini, tapi kita tetap harus berusaha yang terbaik untuk kesembuhan ibu. Langkah selanjutnya adalah menentukan modalitas terapi untuk ibu, tetapi terapi yang diberikan tergantung staging atau stadium yang ada. Untuk melihat apakah kemungkinan terjadi penyebaran ke organ lain, maka kami sarankan dilakukan pemeriksaan USG perut dan rontgen seluruh tubuh untuk melihat kemungkinan penyebaran ke tulang."