Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

"Apakah Saya Sakit, Dok?" Bercermin dari Kasus Dokter Jaga RSUD Dipukuli

20 April 2016   23:09 Diperbarui: 22 April 2016   01:33 10278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh sederhana adalah kasus pemukulan dokter UGD di awal tulisan ini. Pemukulan terjadi diyakini karena pasien merasa kesal dengan masalah administrasi dimana rujukan ke RS Swasta harus meminta rekomendasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, malah menumpahkan kekesalan dengan memukul dokter jaga UGD.

Terdapat kasus dokter dimaki-maki karena pasien berhari-hari di UGD karena bangsal perawatan yang penuh. Apa salah dokter? Apakah mereka punya kuasa mengosongkan bangsal yang penuh? Kenapa mereka yang justru maki-maki?

Pada kasus lain, seorang dokter bedah memutuskan untuk pemeriksaan MSCT (Multi-Slice Computed Tomography) Abdomen/Perut dengan zat kontras karena curiga tumor di rongga perut. Namun karena pasiennya adalah peserta asuransi maka dia harus mengurus penjaminan dilanjutkan pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa fungsi ginjal karena pemeriksaan menggunakan zat kontras dimana jika ginjal terganggu akan menimbulkan hal yang berbahaya, ditambah lagi dia harus menunggu jadwal antrian sebelum dilakukan pemeriksaan tersebut, keluarga pasien malah marah dan mendamprat dokternya karena dianggap bertele-tele dan tidak mau langsung dilakukan tindakan bedah.

Dari contoh kasus di atas? Apakah itu salah dokter? Tapi kenapa dokter yang menjadi bemper masalah itu?

Sumpah Dokter Indonesia

”Demi Allah saya bersumpah/berjanji”, bahwa:

  1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan.
  2. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran.
  3. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara yang terhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya sebagai dokter.
  4. Saya akan menjalankan tugas saya dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.
  5. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai dokter.
  6. Saya akan tidak mempergunakan pengetahuan kedokteran saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan perikemanusiaan, sekalipun diancam.
  7. Saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan penderita.
  8. Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kesukuan, perbedaan kelamin, politik kepartaian, atau kedudukan sosial dalam menunaikan kewajiban terhadap penderita.
  9. Saya akan menghormati setiap hidup insani mulai saat pembuahan.
  10. Saya akan memberikan kepada guru-guru dan bekas guru-guru saya penghormatan dan pernyataan terima aksih yang selayaknya.
  11. Saya akan memperlakukan teman sejawat saya sebagaimana saya sendiri ingin diperlakukan.
  12. Saya akan menaati dan mengamalkan Kode Etik Kedokteran Indonesia.
  13. Saya ikrarkan sumpah ini dengan sungguh-sungguh dan dengan mempertaruhkan kehormatan diri saya.

Sudah membaca dengan saksama sumpah tersebut di atas?

Penulis yang sudah mengucapkan lafal sumpah tersebut bahkan masih merinding ketika membacanya kembali.

Saudaraku, percayalah....

Tidak ada satu dokterpun yang senang pasiennya sakit dan menderita...

Tidak ada satupun dokter yang bersorak ketika pasien mendapatkan kesusahan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun