Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

"Apakah Saya Sakit, Dok?" Bercermin dari Kasus Dokter Jaga RSUD Dipukuli

20 April 2016   23:09 Diperbarui: 22 April 2016   01:33 10278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kasus: seorang penderita darah tinggi (hipertensi) dengan rutin berobat biasanya tekanan darah harian 130/80 mmHg (milimeter air raksa) dengan obat-obatan, maka penderita tersebut tidak dikatakan sakit. Dia hanya menderita darah tinggi, tapi tidak sakit. Suatu ketika, dia mendapat kabar tidak baik yang menyebabkan tekanan darahnya melonjak menjadi 190/100 mmHg, pandangan berputar dengan nyeri kepala hebat, pada saat itulah dia dikatakan sakit dan perlu mendapatkan perawatan lanjutan sesuai dengan sakitnya tersebut.

Surat Keterangan Sakit atau Surat Keterangan Diagnosa/Rawat Jalan?

Ini adalah masalah klasik yang sering dihadapi oleh seorang dokter di fasilitas rawat jalan baik di Puskesmas ataupun di Rumah Sakit.

Terdapat kasus pasien berusia produktif dan masih muda datang dengan keluhan yang tidak jelas bahkan membingungkan dokter. Berdasarkan pemeriksaan fisik, teman sejawat kadang tidak menemukan hal spesifik yang menyebabkan dia sakit. Walaupun telah dijelaskan bahwa kondisinya normal, pasien tetap ngotot mengatakan bahwa dirinya sakit. Usut punya usut ternyata ujung-ujungnya pasien memintan surat keterangan sakit untuk lampiran di tempat kerja atau tempat dia sekolah/kuliah.

Jika melihat dari pengertian di atas tadi, maka sebenarnya sejawat dokter dapat dengan tegas menolak memberikan surat keterangan sakit tersebut. Jika berdasarkan pemeriksaan, ditambah jika dilakukan pemeriksaan penunjang dengan hasil laboratorium atau rontgen memang tidak terbukti ditemukan penyakit apapun, tidak ada alasan bagi seorang dokter untuk memberikan surat keterangan sakit tersebut.

Sedangkan surat keterangan diagnosa/rawat jalan adalah suatu surat pernyataan kepada pasien penderita penyakit kronik seperti darah tinggi, asma, kencing manis, rematik dan sebagainya di mana hal ini diperlukan untuk terus menjalankan pengobatannya. Mereka tidak sakit, justru mereka tetap harus berobat rutin untuk mempertahankan status dirinya agar tidak menjadi sakit.

Pada saat perjalanan pengobatan, kondisi mereka menjadi turun dan dikatakan sakit, saat itulah mereka memerlukan surat keterangan sakit.

Dokter menjadi bemper permasalahan kesehatan, apapun masalahnya?

Penulis mengajak pembaca untuk melakukan survey. Coba bertanya kepada tiap orang yang datang ke rumah sakit, apa tujuan/harapan mereka datang ke rumah sakit? Penulis meyakini bahwa mayoritas jawabannya adalah untuk bertemu dengan dokter.

Ya, benar sekali. Saat kita datang ke rumah sakit, terbersit harapan di hati bahwa kita akan bertemu dengan seorang dokter yang ramah, bertemu dengan perawat dengan senyuman yang tulus, bertemu dengan petugas penunjang lainnya yang sigap dalam pelayanan. Namun kadangkala kenyataan tidak seindah harapan.

Ketika pasien datang ke fasilitas kesehatan, maka sebenarnya dia harus siap dengan konsekuensi peraturan yang ada di fasilitas kesehatan tersebut. Bukan hanya pasien dengan fasilitas asuransi, tapi juga pasien dengan status umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun