Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pertolongan Pertama Tersedak (Choking) Bukan Memberikan Air Minum

15 Maret 2016   14:50 Diperbarui: 4 April 2017   16:22 23585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi: Pertolongan Pada Saat Tersedak (www.sharecare.com)"][/caption]Jum'at, 11 Maret 2016 terjadi kejadian nahas kepada Alm. Fredy Jayadi, di mana saat Almarhum sedang ikut lomba makan ayam goreng tercepat di salah satu gerai restoran ayam goreng cepat saji di Taman Semanan Indah, Cengkareng, Jakarta Barat dengan penyelenggara dari event organizer, saat sedang melahap potongan ayam terakhir, warga Jalan Angsoka Hijau V Blok R 7 Nomor 27 Perumahan Kosambi Baru itu tersedak dengan keadaan mata melotot dan tak bisa bernapas. Dalam kondisi gawat tersebut, ia spontan minum air putih untuk menurunkan ayam goreng yang tersangkut di kerongkongannya. Sayang seribu sayang, upayanya itu nihil.

Dari kejadian ini, beberapa rekan kompasianer membuat tulisan di Kompasiana dari berbagai macam aspek, yaitu dari aspek pertolongan pertama, aspek legalitas acara, aspek hukum, aspek kesehatan, dan lain sebagainya. Salah satu tulisan dari Bung Nur Cahyo yang berjudul "Pertolongan Pertama Tersedak Tulang Ayam", penulis sependapat dengan kata-kata bahwa "pertolongan pertama kita hitungan detik" dan "langkah yang cepat dan tepat". Namun, ulasan bahwa tindakan pertama dengan minum air hangat tidak sepenuhnya tepat.

Untuk lebih jelasnya, mari kita mengupas bagaimana itu tersedak (choking) dan tindakan cepat dan tepat apa yang harus dilakukan.

Di tenggorokan atau kerongkongan?

Di leher kita terdapat dua saluran yang sering membingungkan dan sering terbolak-balik penyebutannya oleh orang awam. Dua saluran tersebut adalah tenggorokan dan kerongkongan.

Tenggorokan dalam bahasa kedokteran disebut dengan trachea yang berfungsi sebagai saluran pernapasan dari luar menuju paru. Saluran ini akan bercabang-cabang dan terakhir akan bermuara ke alveolus (kantong terkecil paru) agar terjadi proses pertukaran udara ke pembuluh darah kapiler. Sedangkan kerongkongan dalam bahasa kedokteran disebut dengan esofagus, yang merupakan saluran dengan otot polos yang berfungsi menyalurkan makanan dari luar dan bermuara ke lambung.

[caption caption="Anatomi Esofagus dan Trakea (sumber: djimodjisociety.blogspot.com)"]

[/caption]Kedua saluran ini berawal dari suatu rongga yang sama, yaitu rongga mulut. Namun ada satu organ penting yang mengatur agar udara dan makanan melewati saluran yang sudah ditentukan. Nama organ ini adalah epiglotis, di mana saat kita bernapas maka epiglotis ini tetap membuka sehingga udara akan masuk ke dalam tenggorokan, tetapi pada saat menelan makanan maka epiglotis akan menutup sehingga makanan masuk ke dalam kerongkongan. Kejadian ini bersifat otomatis dan tidak disadari oleh kita, namun pengaturan ini terjadi sedemikian rupa yang dikontrol oleh sistem saraf.

[caption caption="Mekanisme membuka dan menutupnya epiglotis karena makanan (Sumber: biologi.budisma.net)"]

[/caption]Sehingga jika hal ini terjadi secara lancar, maka tidak akan terjadi kejadian seperti tersedak tersebut.

Tersedak dan Kenapa Bisa Terjadi?

Tersedak (choking) merupakan suatu keadaan tersangkut atau masuknya benda asing (makanan, mainan dan lainnya) ke dalam jalan napas atas sehingga menghalangi aliran udara dan menimbulkan gawat napas. Jika hal ini tidak ditangani segera, maka korban akan meninggal.

[caption caption="Anatomi terjadinya tersedak (Sumber: www.dreamstime.com)"]

[/caption]Penulis tidak akan membahas apa saja jenis tersedak tersebut dan di mana saja tempat tersedaknya karena ini hanya pembahasan secara umum. Tetapi yang harus diketahui bahwa inti dari tersedak adalah masuknya makanan ke saluran tenggorokan yang seharusnya masuk ke saluran kerongkongan. Jadi, jika kasusnya adalah makanan tetap masuk ke rongga kerongkongan tapi terhenti karena makanannya besar atau makanannya memiliki duri sehingga tersangkut di saluran kerongkongan, itu bukan kasus tersedak tetapi kasus stasis makanan di kerongkongan. Memang kasus ini menyebabkan perasaan tidak enak dan menimbulkan sesak napas, namun tidak segawat gangguan napas jika tersedak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun